Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa mata uang kripto terlalu tidak stabil untuk digunakan untuk menyelesaikan kontrak minyak. Akan tetapi kripto dianggap masih layak mendapat tempat sebagai alat pembayaran.

Pemimpin Rusia ini membuat pernyataan dalam sebuah wawancara dengan CNBC yang diterbitkan di situs Kremlin pada Kamis, 14 Oktober di Rusia. Saat ia ditanya apakah dia bisa melihat kontrak minyak dalam mata uang kripto, bukan dolar di masa depan, Putin menjawab ia sangat ragu.

Rusia telah bertahun-tahun berusaha untuk menurunkan ketergantungannya pada dolar AS, yang secara luas digunakan untuk menyelesaikan kontrak minyak. Akan tetapi mereka belum berhasil mencapainya dalam skala besar meskipun beberapa perusahaan telah beralih ke perdagangan komoditas dalam euro.

“Terlalu dini untuk membicarakan hal itu untuk saat ini karena cryptocurrency tentu saja dapat menjadi unit pembayaran, tetapi sangat tidak stabil. Untuk mentransfer dana dari satu tempat ke tempat lain, ya, tetapi saya pikir masih terlalu dini untuk berdagang, terutama untuk berdagang energi sumber daya," kata Putin.

Rusia membuat peraturan cryptocurrency tahun ini dan telah membuatnya ilegal untuk membayar barang dan jasa dalam cryptocurrency di negara itu, meskipun legal untuk berinvestasi di dalamnya.

"Ini memiliki tempat untuk eksis dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran, tentu saja, tetapi perdagangan minyak, katakanlah, atau bahan utama dan sumber energi lainnya , tetap saja, menurut saya, masih terlalu dini untuk membicarakannya. ini," kata Putin.

Bank sentral mengatakan orang Rusia yang berinvestasi dalam cryptocurrency berpotensi menjadi masalah yang signifikan. Ini menunjukkan kurangnya transparansi di pasar crypto serta risiko besar yang terlibat karena volatilitas di sana.

Meskipun Rusia dapat bergerak untuk melarang pembelian crypto, namun masyarakat Rusia masih dapat membeli mata uang melalui perantara asing, kata sumber bank tersebut.