Huawei dan Vodafone Bikin Gebrakan Bangun Stasiun Kereta Api 5G di Eropa
Huawei dan Vodafone berkolaborasi untuk menciptakan stasiun kereta api pintar pertama. (foto: dok. unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Huawei dan Vodafone berkolaborasi untuk menciptakan stasiun kereta api pintar pertama. Berkat keduanya, stasiun ini akan mengadopsi jaringan pribadi 5G.

Setelah rampung dibangun, stasiun ini akan menjadi pusat transportasi multimoda cerdas terbesar di Eropa, dan pertama yang menggunakan jaringan pribadi 5G untuk komunikasi internal seta pengoperasian perangkat teknologi (via: Pandaily).

Menurut laporan, nantinya gerbang Timur-Barat terletak di Fényeslitke, Hongaria, seluas 85 hektar. Jaringan 5G proyek stasiun ini akan disediakan oleh Vodafone Hungaria dan Huawei Technologies Hungaria.

Jaringan ini akan digunakan untuk mengontrol derek raksasa mandiri terminal dari jarak jauh. Derek ini mampu melakukan gerakan yang halus dan merata. Terminal akan mampu menangani hingga 1 juta kontainer 20 kaki (TEUs) per tahun setelah selesai pada kuartal pertama tahun depan.

"Ini adalah pertama kalinya perusahaan menggunakan teknologi 5G untuk memberdayakan industri logistik perkeretaapian tradisional di Eropa dan mewujudkan kendali jarak jauh derek melalui teknologi 5G," ungkap CEO Huawei Technologies Hungaria, Colin Cai Lingyu sebagaimana dikutip dari Gizmochina, Senin, 11 Oktober.

"Dengan keunggulan teknis teknologi 5G, seperti kecepatan tinggi, penundaan rendah, dan kapasitas tinggi, pekerja hanya perlu duduk di ruang kontrol pusat dan menggunakan video definisi tinggi yang dikembalikan oleh 5G untuk menyelesaikan operasi dari jarak jauh, yang meningkatkan lingkungan kerja dan efisiensi operasi," imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Negara untuk Digitalisasi Hongaria, Károly Balázs Solymár, menyatakan pemerintah memberikan perhatian khusus pada solusi industri berbasis teknologi 5G, dengan target industri logistik. Di mana Hungaria akan menggunakan teknologi digital mutakhir untuk melakukan inovasi tambahan di masa depan, meningkatkan daya saingnya lebih jauh.

Para ahli di China juga menduga, kolaborasi ini dilakukan karena beberapa negara Eropa lainnya masih mempertimbangkan apakah akan menggunakan teknologi 5G di perusahaan karena tentangan dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Tentu saja, mereka memilih Hungaria untuk memimpin solusi industri 5G di depan negara-negara lain yang masih ragu.

Kesepakatan itu juga menunjukkan bahwa raksasa teknologi China, meskipun di bawah tindakan keras AS, tidak akan menyerah untuk memperluas bisnisnya di pasar luar negeri.

Menurut China Securities Journal, Huawei memperkirakan dalam laporan “Intelligent World 2030” bahwa 1 juta bisnis akan membangun jaringan pribadi 5G mereka sendiri (termasuk jaringan pribadi virtual) pada tahun 2030, dan bahwa tingkat penetrasi jaringan pribadi industri 5G dalam skala besar dan menengah, ukuran bisnis akan mencapai 35 persen.