Ada Robot Mirip Wajah Manusia Temani Astronot Jalani Misi di Luar Angkasa
Seorang astronot tengah berkomunikasi dengan robot CIMON-2 di ISS. (foto: Badan Antariksa Eropa/ESA)

Bagikan:

JAKARTA - Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sebentar lagi akan menggunakan robot CIMON-2. Robot yang mirip wajah manusia ini didatangkan untuk membantu pekerjaan para astronot di luar angkasa.

Dijuluki CIMON-2 yakni kependekan dari Crew Interactive Mobile Companion. Robot AI ini bekerja bersama dua astronot Eropa dalam misi sebelumnya ke stasiun dalam beberapa tahun terakhir, dan baru saja mendapatkan peningkatan perangkat lunak yang memungkinkannya melakukan tugas lebih kompleks dengan astronot akhir tahun ini.

Mengutip Space, Kamis, 8 September, CIMON-2 telah disimpan di stasiun luar angkasa sejak keberangkatan astronot Badan Antariksa Eropa (ESA) Luca Parmitano pada Februari 2020. Robot akan beroperasi lagi selama misi mendatang astronot Jerman Matthias Maurer, yang akan tiba di pos orbit dengan misi SpaceX Crew-3 Dragon pada bulan Oktober.

Dalam satu setengah tahun sejak akhir misi terakhir, para insinyur telah bekerja untuk meningkatkan koneksi CIMON-2 ke Bumi, sehingga dapat memberikan layanan yang lebih mulus kepada para astronot.

Robot ini tampak seperti bola yang mengapung dengan layar LED berada di tengahnya, dan memiliki berat 11 pon (5kg) mengapung menggunakan jet udara kecilnya. Satu set sensor ultrasonik bersama dengan kamera stereo membantu robot bernavigasi di ruang angkasa dan menghindari dinding.

Dilengkapi pula dengan kamera beresolusi tinggi yang memungkinkannya mengenali wajah astronot. Dua kamera yang lebih kecil di sisi bola digunakan untuk mengambil gambar dan video. Sembilan mikrofon secara keseluruhan membantu CIMON-2 mengidentifikasi sumber suara dan mendeteksi serta merekam ucapan

"Melalui peningkatan arsitektur perangkat lunak, kami berhasil mengurangi waktu menjadi dua detik, tepat pada waktunya untuk misi pertama. Dengan peningkatan perangkat lunak lebih lanjut, kami sekarang mencoba menghilangkan penundaan yang mungkin terjadi saat sambungan terputus," ujar Manajer proyek CIMON Till Eisenberg di Airbus.

CIMON mengandalkan perangkat lunak pengenalan suara dan sintesis Watson IBM untuk berkomunikasi dengan astronot juga menanggapi perintah mereka. CIMON-2 nantinya akan bekerja dengan empat manusia di ISS.

Selama empat misi berturut-turut itu, para insinyur pertama-tama akan menguji perangkat lunak baru CIMON dan membuatnya mampu untuk berpartisipasi dalam eksperimen yang lebih kompleks. Selama misi baru ini, CIMON untuk pertama kalinya, akan memandu dan mendokumentasikan prosedur ilmiah yang lengkap.

"Sebagian besar aktivitas yang dilakukan astronot tercakup dalam prosedur langkah demi langkah. Biasanya, mereka harus menggunakan clipboard untuk mengikuti langkah-langkah ini. Tetapi CIMON dapat membebaskan tangan mereka dengan melayang di dekat, mendengarkan perintah dan membacakan prosedur, menampilkan video, gambar, dan klarifikasi di layarnya," kata Eisenberg.

Robot juga dapat mencari informasi tambahan dan mendokumentasikan eksperimen dengan mengambil video dan gambar. Para ilmuwan akan mengumpulkan umpan balik dari para astronot untuk melihat seberapa membantu bola itu dan mengidentifikasi perbaikan untuk inkarnasi masa depan CIMON.

Sebagai informasi, Robot CIMON generasi pertama terbang ke stasiun luar angkasa bersama Alexander Gerst pada 2018. Robot itu kemudian kembali ke Bumi dan sekarang berkeliling museum Jerman. Robot saat ini, CIMON-2, adalah generasi kedua. Tidak seperti pendahulunya, ia lebih menyesuaikan diri dengan keadaan emosional para astronot. Ini juga memiliki waktu reaksi yang lebih singkat.