T-Mobile Dianggap Tak Tulus Saat Berjanji Tangani Pelanggaran  Pencurian Data Pelanggan
CEO T-Mobile, Mike Sievert, dianggap tak tulus saat minta maaf. (foto: twitter)

Bagikan:

JAKARTA -  Baru-baru ini , pelanggaran data T-Mobile membuat informasi lebih dari 50 juta orang, termasuk beberapa yang bukan pelanggan saat ini atau tidak pernah. Peretas berusia 21 tahun yang mengatakan mereka bertanggung jawab atas serangan itu telah melakukan wawancara dengan Wall Street Journal yang menyebut keamanannya "mengerikan."

Kini CEO Mike Sievert angkat bicara soal itu. Sievert mengatakan dia meluangkan waktu untuk memberi tahu media sekarang bahwa pelanggaran tersebut telah diatasi dan penyelidikannya "secara substansial selesai."

“Menjaga keamanan data pelanggan kami adalah tanggung jawab yang kami anggap sangat serius dan mencegah terjadinya peristiwa semacam ini selalu menjadi prioritas utama kami,” tulisnya.

Memang benar bahwa serangan ini terjadi pada banyak perusahaan, tetapi sulit untuk menganggap pernyataan itu tulus ketika T-Mobile memiliki setidaknya lima pelanggaran sejak 2018. Itu termasuk yang satu ini, dua di tahun 2020, ditambah masing-masing satu untuk 2018 dan 2019.

Untuk melakukan sesuatu tentang hal itu, T-Mobile bermitra dengan perusahaan keamanan siber Mandiant dan konsultan di KPMG untuk memperketat segalanya. Apakah itu akan mengakhiri rangkaian ketidakamanan yang konyol ini? Tidak ada yang tahu, tetapi itu lebih dari sekadar catatan "maaf atas ketidaknyamanan" yang dirilis setelah beberapa pelanggaran di masa lalu, dan tentu saja, semua pelanggan mendapat satu tahun gratis Apple TV Plus.

Sayang sekali itu hanya terjadi setelah seorang peretas kabur dengan IMEI/IMSI, SIM, dan data jaminan sosial yang cukup untuk menghabiskan beberapa tahun ke depan mencuri identitas dan nomor telepon sesuka hati.