JAKARTA - Aktivitas anak muda melalui media baru pada era digital masa kini sangat berpeluang menghadirkan solusi atas permasalahan bangsa yang ada. Sementara itu, DPR dan pemerintah sejauh ini terus berkomitmen untuk membuat kebijakan percepatan transformasi digital melalui program perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
Hal ini mengemuka dalam webinar bertajuk Media Sosial dan Kreativitas di Era Digital yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis, 19 Agustus. Webinar via zoom yang diselenggarakan DPR bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) diikuti 150 mahasiswa dari wilayah Sumatera Utara dan sebagian wilayah Jabodetabek menghadirkan Ketua Komisi 1 DPR RI, Meutya Hafid, Guru Besar Universitas Sebelas Maret, Profesor Widodo Muktiyo dan Content Creator, Budiawan.
"Komisi 1 DPR mendorong pemerintah untuk terus melakukan sosialisasi cara bermedia sosial yang baik sehingga mampu menciptakan literasi digital masyarakat utamanya kalangan generasi muda," kata Meutya Hafid.
Politisi perempuan Partai Golkar itu mengatakan kalangan generasi muda dan milenial memiliki peran strategis sebagai pelopor masyarakat digital di Indonesia. Hal ini dilihat dari mayoritas generasi Y atau milenial yang paling mendominasi sebagai pengguna media sosial dari total penduduk yang ada di Indonesia.
"Ini relate dengan laporan dari We Are Social pada 2021 yang mencatat rata-rata adopsi e-commerce secara global adalah 78,6 persen. Sementara ada 88,1 persen pengguna internet di Indonesia yang menggunakan layanan e-commerce untuk membeli produk. Dengan kata lain, prosentase tersebut merupakan yang tertinggi di dunia," ujarnya.
Di tempat yang sama, Guru Besar Universitas Sebelas Maret, Profesor Widodo Muktiyo mengatakan kebhinekaan, baik secara kultural, geografis, keagamaan, politik dan ekonomi, merupakan potensi yang besar dan modalitas yang dimiliki Indonesia. Generasi milenial, lanjut Widodo, diharapkan mampu menjawab tantangan dalam perkembangan teknologi digital saat ini.
Widodo mengingatkan perlunya filter saat berinteraksi dengan masyarakat luas dalam ruang digital yang demikian pesat. Menurut dia, pemanfaatan kemajuan digital juga harus dikontekstualisasi sesuai dengan masyarakat dan nilai kebangsaan Indonesia.
"Jadikan pluralisme di Indonesia sebagai kekuatan untuk menghadapi dampak globalisasi yang mungkin negatif atau tidak cocok dengan bangsa kita. Mari berbagi informasi yang baik, benar, dan bermanfaat untuk membantu masyarakat luas," katanya.
BACA JUGA:
Sementara itu, content creator Budiawan mengatakan saat ini banyak platform digital untuk bisa membuat inovasi dan kreativitas di media sosial. Meski begitu, Budiawan yang juga penyiar radio di Kota Medan itu mengingatkan bahwa konten yang sukses di media sosial adalah yang konsisten.
"Dalam hal ini pentingnya menentukan kapan kita harus mengup-load konten agar ada disiplin dalam berkarya," ujarnya.
Di samping itu, lanjut Budiawan, konten media sosial yang baik adalah konten yang butuh persiapan yang matang. "Termasuk juga berinteraksi dengan pengikut atau follower, ini supaya ada ikatan emosional agar mereka menanti postingan-postingan kita selanjutnya di media sosial," ujarnya.