JAKARTA - SpaceX membuat roket terbesar yang pernah dibuat dalam sejarah pada Jumat, 6 Agustus dengan memasang pesawat luar angkasa Starship, milik perusahaan kedirgantaraan AS itu, ke booster Super Heavy di fasilitasnya di Texas.
Ketinggian gabungan struktur itu mencapai 400 kaki atau 122 meter, hampir 40 kaki atau 12 meter lebih tinggi dari roket Saturn V, roket terbesar berikutnya yang pernah dibangun oleh NASA.
Roket SpaceX, bagaimanapun, akan memiliki daya dorong sekitar dua kali lipat dari Saturn V sebesar 70 meganewton dibandingkan dengan Saturn V hanya 25 meganewton.
Pendiri dan CEO SpaceX, Elon Musk, men-tweet foto-foto prestasi tersebut, dengan mengatakan itu adalah "suatu kehormatan untuk bekerja dengan tim yang hebat."
Starship Fully Stacked pic.twitter.com/Fs88RNsmfH
— Elon Musk (@elonmusk) August 6, 2021
Kedua segmen itu terhubung di fasilitas R&D Starbase di Boca Chica, Texas, selama sekitar satu jam pada hari Jumat sebelum para pekerja memisahkannya lagi. Perusahaan menggunakan derek besar untuk menyatukan kedua bagian tersebut.
Masih menunggu persetujuan Administrasi Penerbangan Federal, SpaceX berencana untuk mengirim Starship ke luar angkasa dengan booster Super Heavy untuk satu orbit di sekitar Bumi dalam beberapa bulan mendatang.
Kedua segmen akan dibuang ke laut, tetapi perusahaan berencana untuk mengendalikan pendaratan di darat atau di atas platform laut sehingga dapat digunakan kembali. Ini mirip dengan roket Falcon 9 dan bisa membuat penghematan untuk peluncuran selanjutnya.
BACA JUGA:
Pada bulan Mei, SpaceX melakukan peluncuran dan pendaratan pertama yang sukses dari Starship, yang akan berfungsi sebagai kendaraan untuk pendaratan di bulan dan Mars. Semua tes sebelumnya berakhir dengan ledakan yang berapi-api.
NASA memilih Starship untuk mendaratkan astronot di bulan sebagai bagian dari misi Artemis yang telah direncanakan. SpaceX juga telah menjual penerbangan pribadi mengelilingi bulan menggunakan Starship kepada miliarder Jepang Yusaku Maezawa, yang dijadwalkan pada awal 2023.