JAKARTA - Demonstrasi yang berlangsung selama berbulan-bulan di Hong Kong, menginspirasi developer game dalam mengembangkan permainan baru. Namun sayangnya, game yang terinspirasi dari demo Hong Kong itu justru berisi propaganda.
Melansir South China Morning Post atau SCMP, sebuah game berjudul 'Fight the Traitors Together' memungkinkan para pemainnya untuk menyerang demonstran Hong Kong yang berpakaian hitam. Kesan propaganda juga tersirat dari judul game-nya yang bertuliskan "Hong Kong adalah bagian dari China, dan ini tidak bisa dirusak oleh kekuatan luar."
Game ini dapat dimainkan secara gratis pada web dalaoshu.net. Saat memulai game, pemain akan langsung melihat kata China yang diartikan sebagai penghianat, dengan menghasut aksi protes di Hong Kong telah berkolusi dengan kekuatan dari negara Barat dan memojokkan pemerintahan Tiongkok.
Belum diketahui siapa pencipta game ini, tetapi dalam sebuah artikel Global Times menyiratkan ada unsur propaganda Fight the Traitors Together. Jika dilihat dari media sosial Cina, hampir tak ada bukti orang memainkan game ini. Tak ayal game tersebut mempromosikan kekerasan dan sikap intoleransi terhadap demonstran Hong Kong.
Tokoh-tokoh aktivis Hong Kong seperti Joshua Wong dan Nathan Law diilustrasikan dalam karakter kartun yang menjadi sasaran serangan pemain. Selain menampar, para pemain juga bisa memukul mereka dengan sandal dan pemukul bisbol.
Game ini tentu bertentangan dengan kenyataan demonstrasi yang bergejolak di wilayah semi-otonom sejak Juni lalu. Pasalnya jutaan pengunjuk rasa, turun ke jalan untuk menolak RUU Ekstradisi yang telah dicabut pada Oktober lalu.
Memang aksi massa demonstran Hong Kong kerap kali berujung anarkis dan dipenuhi kebrutalan polisi. Demonstran terus berusaha menyingkirkan pengaruh politik Beijing di wilayah itu. Mereka juga menuntut pemilihan demokratis yang belum ada hasil sampai sekarang.
Jika game ini menyudutkan demonstran Hong Kong dan memutarbalikkan fakta, serta berisi propaganda. Ada pula permainan yang justru dibuat langsung oleh massa demonstran sebagai bentuk aksi dukungannya.
Game yang dirilis di platform Steam, berjudul Liberate Hong Kong memungkinkan kalian untuk bermain dalam perspektif massa demonstran. Di mana pemainnya harus berusaha kabur dari kejaran polisi dan melempar kembali gas air mata yang ditembakkan kepada pengunjuk rasa.
Grafis game yang ditawarkan pun terlihat lebih menarik dengan mengambil unsur third person perspective (TPP). Pemain akan menjadi salah seorang peserta aksi demonstran yang berdiri di garis depan untuk melawan aksi kebrutalan polisi terhadap pedemo.
6 Bulan Demo Hong Kong
Senin 9 Desember kemarin, menandai enam bulan aksi unjuk rasa masyarakat Hong Kong untuk menolak RUU ekstradisi yang kontroversial. Ribuan massa pun turun ke jalan dan kembali berorasi menolak keputusan pemerintah.
Sebanyak 800.00 hingga 183 ribu orang menghadiri demo pasca-kemenangan aktivis pro demokrasi dan disahkannya UU HAM dan Demokrasi oleh AS. Massa kembali menyerukan keinginan untuk bebas dari China.
Mereka menggunakan pakaian hitam dan membawa spanduk bertuliskan "Berjuang untuk Kebebasan! Berdiri untuk Hong Kong!".
Protes Hong Kong telah dimulai sejak bulan Juni atas RUU ekstradisi yang kontroversial, dan sekarang telah berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah yang lebih luas. Demo sempat reda setelah kemenangan besar politisi pro demokrasi dalam Pemilu Distrik Hong Kong 24 November lalu.