Bagikan:

JAKARTA - Perkembangan teknologi semakin bermanfaat untuk segala industri, terutama kesehatan. Maka dari itu, teknologi modern seperti artificial intelligence (AI) kerap digunakan pada bidang kedokteran untuk membantu menilai tingkat kerusakan paru-paru, mengidentifikasi tumor ganas, dan digunakan dalam pengembangan obat baru.

Mengutip EhackingNews, Kamis 22 Juli, melalui platform Rusia Botkin.AI, sistem perusahaan memungkinkan pendeteksian kanker paru-paru melalui analisis gambar medis menggunakan teknologi kecerdasan buatan di cloud Microsoft Azure.

Solusi tersebut telah berhasil diterapkan di beberapa daerah di negara itu. Rusia juga memiliki laboratorium histologis digital UNIM, yang memeriksa bahan histologis menggunakan jaringan saraf untuk membuat diagnosis yang benar.

Menurut direktur pengembangan proyek Webiomed, Alexander Gusev, kompetisi terbesar di Rusia adalah di bidang pemrosesan gambar, terutama dalam analisis tomogram paru-paru untuk diagnosis COVID-19. Bidang populer kedua adalah pengenalan suara dan sintesis informasi.

Salah satu masalah utama dengan AI adalah bahwa pelaku pasar sering tidak memahami berapa biaya pengembangan tertentu dalam praktik medis sehari-hari.

Lainnya, adalah masalah undang-undang. Hukum Rusia mendefinisikan bahwa perangkat lunak AI adalah perangkat medis dan harus menjalani pendaftaran yang panjang juga mahal.

Perlu dicatat, bahwa sekarang hanya ada enam sistem AI di Rusia yang telah terdaftar sebagai perangkat lunak medis. Menurut pendapat umum para ahli, dokter tidak mudah menyetujui pengenalan AI.

“Ketika kami bertanya tentang sikap dokter terhadap inovasi, mereka hanya senang dan mengungkapkan keinginan untuk bekerja dengan AI. Namun, sekitar 2,5 hingga 5 persen manajer dan dokter menggunakan produk AI sepanjang waktu,” ujar Gusev.

Pada saat yang sama, tidak perlu banyak waktu untuk memahami teknologi. Pengembangan AI seringkali mirip dengan antarmuka program komputer konvensional.