Bagikan:

JAKARTA - Angkatan kedua dari program Bangkit, sebuah program dari Google hari ini telah menyelesaikan lebih dari 700 jam kursus untuk setiap mahasiswa yang telah berlangsung selama enam bulan di Tanah Air.

Program Bangkit sendiri dirancang untuk mempersiapkan para mahasiswa dengan keterampilan dan sertifikasi teknologi. Tahun ini, sebanyak 2.250 mahasiswa dari 250 universitas telah menyelesaikan materi kursus selama satu semester, dengan bobot studi setara dengan 20 SKS.

“Kami sangat bangga kepada semua siswa program ini, yang 30 persennya adalah perempuan dan 70 persennya berasal dari kota-kota kecil di daerah dan wilayah pedesaan dari seluruh Indonesia," ungkap Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf dalam acara Wisuda Bangkit 2021 yang digelar secara virtual, Kamis 15 Juli.

Google juga bekerja sama dengan pemerintah dan sektor universitas untuk mengembangkan kurikulum Bangkit dan meluncurkannya melalui program Kampus Merdeka. Tingkat kelulusan tahun ini 80 persen, lebih tinggi dibanding 2020 ketika Bangkit pertama kali diluncurkan dengan peserta hanya 300 siswa.

“Tingkat kelulusan ini sangat luar biasa dan jauh lebih tinggi dibanding tahun lalu. Terlebih lagi karena kurikulum tahun ini juga jauh lebih menuntut dibanding tahun lalu,” ujar Education Program Lead di Google untuk wilayah Asia Pasifik, William Florance.

Semua peserta program Bangkit diwajibkan mengerjakan tugas akhir kelompok yang terkait dengan salah satu prioritas strategis yang disebutkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 hingga 2024.

Diketahui, RPJPN 2020 hingga 2024 telah mengarusutamakan Sustainable Development Goals (SDGs) dan Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial. Terdapat 483 tim yang mengerjakan berbagai project, beberapa di antaranya, untuk membantu kalangan tunarungu, meningkatkan kualitas perawatan di rumah, serta perlindungan terhadap perempuan dan anak-anak.

Sebanyak 15 tim teratas diseleksi dari tim-tim lainnya dan dipilih oleh panel juri ahli dari bidang akademis, teknologi, dan bisnis. Mereka akan menerima modal 5.000 dolar AS dari Google, dan jika lulus penilaian oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, mendapatkan pendanaan lagi 5.000 AS untuk menyelesaikan proyeknya.

“Walau para siswa harus memilih salah satu dari tiga jalur pembelajaran teknis, mereka semua harus mendorong dirinya sendiri untuk keluar dari zona nyaman dan mempelajari berbagai keterampilan yang dapat menunjang kesiapan karier seperti kepemimpinan persuasif, berpikir kritis, manajemen waktu, komunikasi, dan kerja sama,” ucap William.

Bursa kerja virtual selama satu bulan untuk para lulusan ini akan dimulai pada 26 Juli. Para penyedia lapangan kerja yang tergabung dalam Konsorsium Perekrutan Bangkit termasuk Wings Group, Bank BTPN, Fazz Financial, Kalbe Farma, Tokopedia, Gojek, Ruangguru, dan masih banyak lagi, mereka akan memprioritaskan para lulusan baru ini dalam ratusan lowongan pekerjaan dan kesempatan magang.

Sesuai dengan program Kampus Merdeka dari Kemendikbudristek, Menteri Nadiem Makarim berharap ada semakin banyak siswa yang dapat mengikuti program Bangkit, terutama dari luar Pulau Jawa, agar tercipta semakin banyak solusi berbasis teknologi bagi masyarakat di seluruh Indonesia.

“Inovasi berbasis teknologi akan membuat lompatan besar dan menjadikan Indonesia pemain global yang tangguh di masa depan,” jelas Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Makarim.

Sejak tahun lalu, sebanyak 2.469 siswa telah lulus dari program ini. Selanjutnya, Google akan mulai menerima pendaftaran untuk program Bangkit 2022 sekitar akhir tahun ini.