Sepertiga Warga Inggris Takut Data Pribadinya Dicuri TikTok
Aplikasi TikTok menjadi salah satu aplikasi yang disukai di kalangan anak perempuan di Inggris. (foto: May Gauthier / Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - TikTok belakangan telah merajai media sosial. Namun ini membuat hampir sepertiga warga Inggris khawatir bahwa aplikasi tersebut mungkin membagikan data pribadi mereka dengan pemerintah China. Fakta itu diungkap dari sebuah buku yang digarap Chris Stokel-Walker, TikTok Boom.

Menurut demografi untuk aplikasi, yang dikutip The Guardian, Rabu 13 Juli, sepertiga warga Inggris berusia antara 18 dan 34 tahun itu tidak hanya sekadar khawatir, mereka juga percaya TikTok akan menyerahkan data mereka atas permintaan dari China.

Berdasarkan jejak pendapat dari Opinium, menunjukkan bahwa TikTok masih memiliki masalah reputasi. Bahkan jika mereka tidak lagi serius untuk menahan pertumbuhan fenomenal pada aplikasinya.

“TikTok telah membantah dengan keras semua tuduhan bahwa ia akan berbagi data dengan negara China, dan telah menghabiskan dua tahun terakhir untuk mencoba membuktikan transparansinya, tetapi buku saya menunjukkan agar masyarakat tidak membelinya," ungkap penulis TikTok Boom, Chris Stokel-Walker.

“Seperti yang telah kita lihat dengan pertempuran atas markas globalnya, dengar pendapat komite pemilihan parlemen berturut-turut dan perjuangannya untuk bertahan hidup di Amerika Serikat (AS), aplikasi telah terlibat dalam pertempuran yang lebih besar daripada kesuksesan TikTok saja," imbuhnya.

Chris mengatakan, TikTok telah terjebak dalam pertempuran udara geopolitik antara China dan seluruh dunia, dan peristiwa di luar kendalinya untuk membentuk persepsi publik tentang bagaimana ia beroperasi dengan cara yang paling berisiko.

Meski demikian, TikTok membuktikan dirinya dengan terus tumbuh. Data dari AppAnnie, perusahaan analisis seluler mengungkapkan, rata-rata pengguna Inggris versi Android menghabiskan hampir 25 jam di TikTok pada Mei tahun ini, hampir dua kali lipat jumlah waktu yang diukur pada Desember 2019.

Angka itu berhasil mengalahkan YouTube, di mana warga Inggris hanya menghabiskan rata-rata 17 jam sebulan. Akan tetapi mengapa Google kemudian percaya diri menginvestasikan upaya yang signifikan di YouTube Shorts, pesaing TikTok.

Lainnya dari laporan Ofcom juga menyatakan, TikTok sangat populer di kalangan anak perempuan. Enam persen gadis Inggris berusia antara tujuh dan 12 menggambarkannya sebagai aplikasi favorit mereka, dan menempatkannya di urutan ketiga setelah YouTube dan Roblox.

Di antara remaja tersebut, sebanyak 12 persen menyebutkan itu adalah aplikasi favorit mereka, dan menyebabkan aplikasi ini menjadi nomor satu, sementara Instagram dan Snapchat di posisi kedua dan ketiga. Di antara anak laki-laki, aplikasi tersebut berada di posisi tujuh untuk kelompok yang lebih muda dan 10 untuk remaja, dengan tiga persen mengatakan itu adalah aplikasi favorit mereka.

Masih dalam bukunya, Stokel-Walker menjelaskan bahwa setengah dari warga Inggris menggambarkannya sebagai "aplikasi milik China" dan 5 persen dari mereka menyatakan tidak setuju.

Memang TikTok merupakan anak perusahaan Bytedance, yang berbasis di China. Tetapi Bytedance adalah salah satu perusahaan rintisan terbesar di China, dengan 100.000 karyawan dan pendapatan tahunan hampir 40 miliar dolar AS.