Perang Digital di Twitter, Gara-Gara Media Online Allkpop Dituduh  Rasis
Perang di twitter menjadi ajang debat kusir yang tiada akhir. (dok. twitter)

Bagikan:

JAKARTA - Media online Allkpop baru saja mendapat serangan di sejumlah media sosial dari penggemar Lisa BLACKPINK. Hal ini karena Allkpop memposting artikel dengan tajuk "Penggemar ekstrem Lisa dari Asia Tenggara sedang dikritik karena meneror media sosial anggota BLACKPINK lainnya."

Artikel ini didasarkan pada komentar beberapa netizen Korea yang cenderung meremehkan penggemar Asia Tenggara, terutama komunitas penggemar Lisa BLACKPINK di kawasan ini. Hal ini pun memicu kemarahan, dan mewujud dalam “perang digital”. 

Sontak, postingan AllKpop mendapat respon negatif dari netizen, khususnya warga Asia Tenggara. Banyak penggemar yang marah dengan konten dalam postingan tersebut, terutama setelah salah satu pemilik Allkpop menanggapi insiden tersebut: “Bagaimana ini bisa (termasuk) rasis? Itu hanya postingan yang menerjemahkan komentar teratas oleh netizen di Nate Pann?”

Tidak perlu waktu lama, para penggemar mulai memenuhi lini masa Twitter dengan tagar #AllkpopRacist dan pada 7 Juli pukul 9 malam (waktu Korea). Terdapat lebih dari 470 ribu tweet yang meminta Allkpop untuk meminta maaf. Kasus pun menjadi viral di dunia maya!

"Meminta @johnnynoh, CEO @allkpop, untuk secara terbuka meminta maaf atas perilaku buruk penulis/editor yang terlibat dalam artikel yang memicu prasangka rasial&xenofobia terhadap orang-orang Asia Tenggara dengan info yang tidak berdasar&menyesatkan @TwitterSupport. MOHON MAAF KE SEA #AllkpopRasis," tweet @Blink_04082016.

Adapula akun @Onlyforlisa6, "Artikel yang ditulis oleh @allkpop telah memfitnah SEA dan salah menggeneralisasi dan melabeli seluruh wilayah.  Pers yang bertanggung jawab & etis sudah hilang. Normalisasi & penyebaran bias rasial TIDAK boleh dimaafkan. @johnnynoh @DeLaMethode MOHON MAAF KE SEA #AllkpopRasis."

Saat ini, pihak Allkpop hanya menanggapi insiden tersebut dengan menyatakan para penggemar harus menghentikan kebencian, namun media online tersebut tidak mengakui kesalahannya.

"Kami berharap dengan menjelaskan masalah seperti itu semua fandom KPOP dapat bersatu untuk menghentikan kebencian dan perpecahan di antara penggemar internasional dan terus berbagi, merangkul, dan menikmati KPOP. Musik adalah bahasa tanpa batas, dan kami berharap semua orang bisa menjadi satu melalui kecintaan pada musik KPOP.," ungkap pihak Allkpop seperti dikutip dari KbiZoom, Jumat 9 Juli.

Twitter sendiri, kini menjadi salah satu platform media sosial yang paling sering dijadikan ajang pertempuran berbagai pihak yang berseteru. Tak hanya menyangkut masalah politik antarkelompok, namun juga sudah mendunia. Salah satunya yang melibatkan fan KPop di Asia Timur, Korea, dengan fan di Asia Tenggara. 

Fenomena perang digital lewat platform media sosial ini bisa menjadi ajang yang berbahaya, karena tidak ada yang bisa mengendalikan. Inilah salah satu dampak buruk media sosial bagi penggunanya.