Bagikan:

JAKARTA - Layanan media sosial paling populer di China, WeChat,  telah menghapus akun tentang topik LGBT yang dijalankan oleh mahasiswa dan kelompok non-pemerintah. Postingan itu memicu kekhawatiran Partai Komunis yang berkuasa untuk memperketat kontrol atas konten gay dan lesbian.

WeChat mengirimkan pemberitahuan kepada pemegang akun bahwa mereka melanggar aturan tetapi tidak memberikan perincian. Menurut pendiri kelompok LGBT, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena takut akan kemungkinan pembalasan, terdapat lusinan akun ditutup. Semuanya dihapus sekitar pukul 10 malam. pada Selasa, 6 Juli.

Tidak jelas apakah langkah itu secara resmi diperintahkan oleh otoritas China. Akan tetapi penutupan itu terjadi ketika partai yang berkuasa memperketat kontrol politik dan mencoba membungkam kelompok-kelompok yang mungkin mengkritik aturannya.

Operator WeChat, Tencent Holding Ltd., mengonfirmasi telah menerima email yang meminta komentar tetapi tidak segera menanggapi.

Partai Komunis mendekriminalisasi homoseksualitas pada tahun 1997, tetapi gay, lesbian, biseksual, transeksual dan minoritas seksual lainnya masih menghadapi diskriminasi. Meskipun ada lebih banyak diskusi publik tentang masalah tersebut, beberapa kegiatan LGBT telah diblokir oleh pihak berwenang.

Konten akun WeChat, yang mencakup cerita pribadi dan foto acara grup, dihapus, menurut pendiri grup. Mantan operator kelompok mahasiswa yang berbeda, yang juga meminta untuk tidak disebutkan namanya, menyebut langkah itu sebagai pukulan telak.

Menurut pendiri kelompok LGBT di China, pejabat universitas meminta siswa dua bulan lalu untuk menutup kelompok media sosial LGBT atau menghindari untuk menyebutkan nama sekolah mereka. Dia mengatakan universitas di provinsi timur Jiangsu diberitahu oleh pejabat untuk menyelidiki kelompok hak-hak perempuan dan minoritas seksual untuk "menjaga stabilitas."

Menurut media pemerintah, Survei menunjukkan ada sekitar 70 juta orang LGBT di China, atau sekitar lima persen dari populasi.

Beberapa kelompok LGBT disebut telah menyelenggarakan festival film dan acara publik lainnya, tetapi jumlahnya telah berkurang.

Salah satu yang paling menonjol, Shanghai Pride, yang membatalkan acaranya tahun lalu dan membatalkan rencana masa depan tanpa penjelasan setelah 11 tahun beroperasi.

Menurut kantor berita resmi Xinhua , Badan legislatif China sudah menerima saran dari publik tentang melegalkan pernikahan sesama jenis dua tahun lalu. Namun, itu tidak memberikan indikasi apakah legislator akan mengambil tindakan untuk menyetujui saran itu.