JAKARTA - Pandemi global COVID-19 memberi dampak signifikan pada sektor teknologi. Tak cuma membatalkan banyak event tahunan pabrikan teknologi saat meluncurkan produk terbarunya, tapi juga menurunkan daya beli dan penjualan di seluruh dunia.
Samsung Electronic jadi salah satu pabrikan elektronik yang cukup terdampak akibat COVID-19. Kuartal awal tahun 2020, jumlah permintaan dan penjualan Samsung anjlok cukup drastis. Vendor asal Korea Selatan itu, harus memutar otaknya berkali-kali agar bisa bertahan di masa seperti ini.
[See_also]
- https://voi.id/artikel/baca/5207/i-the-next-i-samsung-galaxy-fold-2-punya-layar-yang-lebih-lebar
- https://voi.id/artikel/baca/4303/terus-merugi-samsung-display-tak-lagi-gunakan-panel-lcd
- https://voi.id/artikel/baca/3708/i-galaxy-sanitizing-service-i-cara-samsung-jaga-pelanggannya-dari-covid-19
Berdasarkan laporan yang dibuat Sam Mobile, Samsung Electronics telah memangkas kuota pesanannya untuk memproduksi ponsel pintarnya. Setidaknya 50 persen pesanan komponen dan suku cadang Samsung dipangkas secara global.
Pabrikan ponsel asal Korea Selatan ini juga mengurangi kuota produksinya pada April lalu, dan hanya menghasilkan 10 juta unit ponsel yang didistribusikan ke seluruh dunia. Apalagi seluruh pabrik tempat produksi smartphone-nya, baik di Korea Selatan, India dan Brasil tengah mengalami dampak terkait COVID-19.
Alhasil, Samsung hanya menjual beberapa model ponsel low-mid-range hingga high-end dalam jumlah terbatas. Keputusan ini diambil setelah, Samsung memperkenalkan Galaxy Z Flip dan trio Galaxy S20 belum lama ini.
Mulanya, Samsung tidak terganggu dengan penurunan jumlah produksi dari ponselnya. Tapi kondisi ini mulai memburuk, saat memasuki bulan April ketika penyebaran COVID-19 merambah Eropa dan Amerika Serikat (AS).
Kendati demikian, Samsung masih cukup stabil dalam melewati masa-masa sulit. Langkah pemangkasan kuota pesanan hingga mengurangi jumlah produksi unit model ponsel yang akan dijual menjadi trik Samsung menghadapi situasi pandemi COVID-19.
Selain itu, raksasa teknologi asal Korea Selatan ini juga memiliki cukup cadangan komponen hingga masa pandemi COVID-19 berakhir. Sebab pabrikan Samsung kerap menghasilkan lebih dari 300 juta komponen dan unit smartphone tiap tahunnya.
Hal ini pun juga dirasakan Apple. Pabrikan asal Cupertino, AS itu terpaksa menunda produksi massal iPhone 12 hingga satu bulan. Langkah tersebut diambil untuk mengantisipasi ancaman resesi ekonomi di tengah pandemi COVID-19.