Ini Curhatan Bos Ta Wan dan Ichiban Sushi Soal Sulitnya Bertahan di Masa PPKM yang Terus Berlanjut
Restoran Ta Wan. (Foto: Lippo Mall Puri)

Bagikan:

JAKARTA - Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, hampir semua sektor pun mengalami hal yang sama. Tak terkecuali sektor usaha kuliner. Di tengah tingginya kasus COVID-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan (PPKM), tak sedikit pengusaha kuliner yang tumbang.

Founder of Eatwell Culinary Group yang mengelola Ichiban Sushi, Ta Wan, Eat and Eat, Sumarno Ngadiman mengakui jumlah pengunjung menurun. Ia mengatakan dampak pembatasan kegiatan ini sangat besar kepada bisnisnya.

Contohnya, kata Sumarno, pada pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahun lalu, restoran kelolaannya sempat menjajakan produknya di pinggir jalan. Menurut dia, ini adalah strategi untuk bertahan yakni menjemput bola.

Lebih lanjut, Sumarno mengatakan turunnya pengunjung ke restoran kelolaanya berdampak pada cash flow atau arus kas perusahaan. Sebab, omzet terjun jauh dari kondisi normal.

Karena itu, kata Sumarno, dirinya harus mengubah sedikit jenis bisnisnya dimana awalnya bisa makan di tempat atau dine in menjadi delivery order. Sebab, kali ini pemerintah kembali memberlakukan PPKM level 4.

"Biasa bisa makan di tempat sekarang kan enggak boleh karena PPKM. Jadi ini challenge baru, kami maksimalkan pada delivery platform," katanya dalam diskusi virtual, dikutip Jumat, 30 Juli.

Lebih lanjut, Sumarno mengatakan bahwa meski mengalami masa sulit namun kualitas makanan restoran kelolaannya tak akan berubah. Ia memastikan kualitas makanan hingga sampai ke customer sama dengan saat makan di restoran.

Menurut Sumarno, delivery order menjadi cara terbaik untuk bertahan. Dengan skema ini, perusahaan masih bisa bertahan untuk melayani customer dan berjuang menggaji karyawan, hingga membayar sewa tempat.

"Orang sudah cari makan bukan lagi ke tempatnya tapi platform kaya ada ya di Go Food, Grab Food. Jadi ada channel baru untuk menjual. Dan bagaimana produk muncul. Menjadi challenge baru. Kami luncurkan delivery online. Yang penting bisa hidup dan survive dulu," tuturnya.

Mencoba bertahan dengan jualan di pinggir jalan

Direktur Operasional PT Eatwell Culinary Indonesia yang membawahi Ta Wan, Andrias Chandra mengatakan, itu dilakukan agar bisnisnya bisa bertahan di tengah pandemi COVID-19. Ia menjelaskan, strategi ini baru diterapkan setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk menerapkan kembali kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) ketat jilid II.

PSBB kali ini memang berbeda dengan yang pertama kali diterapkan awal Maret 2020 lalu, di mana pusat perbelanjaan dan restoran boleh beroperasi. Namun, restoran tetap tidak boleh melayani dine-in atau makan di tempat.

"Iya benar jualan door to door. Kami jemput bola karena dine-in kan ditutup. Sejak PSBB ketat lagi tanggal 14 September kemarin ya kami lakukan strategi ini. Itu memang salah satu upaya kami untuk bisa terus bertahan di masa yang sulit ini," tuturnya, saat dihubungi VOI, di Jakarta, Kamis, 8 Oktober 2020.

Tak hanya menerapkan strategi menjemput bola, Andrias mengatakan, demi menarik konsumen pihaknya juga menjual makanan dengan harga yang jauh lebih murah daripada yang dijual di restorannya.

Saat ini, PT Eatwell Culinary Indonesia menaungi beberapa brand restoran ternama, yaitu Ta Wan, Ichiban Sushi, Dapur Solo, dan Eat & Eat.

"Harganya makanan di group kami sekitar Rp22.000 hingga Rp30.000 per porsi. Jenis makanannya, sudah kami pilih. Karena walaupun door to door pun, kualitas produk tetap kami jaga," jelasnya.

Meski sudah berjualan di jalan seperti itu, Andrias mengakui belum bisa tutup biaya sewa mal hingga listrik. Namun menurut dia, hal ini jauh lebih baik setidaknya penghasilan itu lumayan untuk menambah biaya gaji karyawan.

"Sales yang didapat ya lumayan, tapi kalau dibilang bisa menutup semua biaya overhead dll, ya itu belum cukup. Paling tidak, ada cash masuk untuk membayar gaji karyawan. Itu target utama kami saat ini," tuturnya.

Meski mengalami penurunan omzet, Andrias mengatakan, pihaknya tetap mendukung program pemerintah untuk penanganan pandemi. Sehingga, pihaknya akan ikut aturan yang ada. Ia berharap pandemi ini bisa segera selesai agar bisnisnya bisa berjalan kembali normal.

"Tujuan berjualan di jalan hanya supaya kami tetap bisa buka outlet, karyawan tetap kerja. Daripada dirumahkan atau di-PHK, kami berusaha dulu sebisanya bertahan dengan cara ini. Bisa lihat kondisi di mal-mal, ataupun restoran-restoran lain, ya kurang lebih sama dengan kami," jelasnya.