Bagikan:

JAKARTA – Meledaknya popularitas uang kripto di masa pandemi ini seakan menawarkan solusi baru terkait sistem keuangan. Kehadiran cryptocurrency yang mulai mendapat tempat di hati masyarakat luas tidak terlepas dari pro kontra. Dari berbagai negara, Nigeria menjadi salah satu negara yang memiliki pengguna kripto terbanyak.

Melansir WeForum (World Economic Forum) pada Senin 26 April, dari 74 negara di Afrika yang disurvey oleh Statista Global Consumer mengungkapkan bahwa kebanyakan masyarakat Nigeria mempunyai uang kripto maupun menggunakannya.

Tingginya kepemilikan dan penggunaan uang kripto di sana merupakan akibat dari mahalnya biaya transfer atau pengiriman uang di Nigeria. Sehingga para penduduk di sana lebih memilih untuk mempunyai cryptocurrency di sejumlah bursa kripto di Nigeria.

Tidak hanya itu, kebanyakan masyarakat Nigeria melakukan transaksi pembayaran maupun pengiriman uang dengan menggunakan smartphone. Kabar terkini melaporkan bahwa berbagai bisnis di negara tersebut telah menambahkan Bitcoin cs sebagai opsi pembayaran ponsel.

Sedangkan di wilayah Asia Tenggara sendiri terdapat dua negara yang menjadi surganya uang kripto yaitu Filipina dan Vietnam. Penyebab tingginya pengguna Bitcoin cs juga disebabkan oleh kasus yang sama dengan Nigeria, yakni tingginya biaya transfer uang.

Melansir Bitcoin.com, bank sentral Filipina, Banko Sentral ng Pilipinas dikabarkan sudah menyetujui sejumlah bursa cryptocurrency agar segera beroperasi. Selain memperdagangkan uang kripto, sejumlah bursa kripto tersebut juga bakal menjadi perusahaan pengiriman uang yang legal.

Tidak hanya itu, pemerintah Filipina juga sudah mengembangkan aplikasi Blockchain yang bernama bonds.ph untuk keperluan terkait uang kripto ke depannya. Pemerintah Filipina menggandeng Unionbank dalam membuat aplikasi tersebut guna mendistribusikan obligasi pemerintah.

Filipina tampaknya menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang sudah siap dan membuka diri pada kedatangan uang kripto. Mereka juga sudah menghadirkan ATM Bitcoin yang berlokasi di Metro Manila.

Amerika Latin memiliki Peru sebagai negara yang menjadi surga uang kripto hasil survey dari 16 persen responden penduduknya. Kemudian disusul Brasil, Argentina, Kolombia, Chili dan Meksiko.

Swiss dan Yunani menjadi negara-negara Eropa yang paling banyak menggunakan uang kripto di benua Biru itu. Di kedua negara tersebut tingkat pengadopsian uang kripto tingkat individu maupun instansi sangat tinggi terlepas dari keadaan ekonomi yang melatari keduanya.

Sedangkan untuk negara yang memiliki tingkat adopsi uang kripto terendah dipegang oleh Denmark dan Jepang. Dari seluruh responden, hanya 4 persennya saja yang menyebut mempunyai uang kripto.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini hasil survey yang dilakukan oleh Statista Global Consumer yang dilakukan sepanjang 2020 lalu. Survey tersebut telah melibatkan sebanyak 1.000 hingga 4.000 responden dari setiap negaranya: Nigeria 32 persen, Vietnam 21 persen, Filipina 20 persen, Turki 16 persen, Peru 16 persen, Swiss 11 persen, China 7 persen, Amerika Serikat (AS) 6 persen, dan Jerman 5 persen, serta Jepang sebanyak 4 persen.