COVID-19 di India Menggila, Twitter Batasi Cuitan yang Mengkritik
Ilustrasi (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah India meminta media sosial Twitter menghapus 50 tweet, yang mengkritik penanganan wabah virus corona di India, karena kasus COVID-19 kembali mencetak rekor dunia.

Kritik itu datang dari beberapa pejabat lokal. Atas permintaan itu, twitter menghapus 50 tweet yang dinilai membuat perpecahan.

Juru Bicara Twitter mengatakan bahwa perusahaan bakal menyensor tweet apabila cuitan melanggar hukum setempat. Sebelum menyensor konten, Twitter juga akan memberi tahu pemilik akun apabila tindakan tersebut didasari atas permintaan hukum dari pemerintah India.

Sebagai informasi, hukum di India membatasi publikasi materi yang oleh pemerintah dianggap mencemarkan nama baik, atau yang dapat memicu kekerasan.

"Jika konten tersebut melanggar Peraturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan. Jika dianggap ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Peraturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten di India saja. Dalam semua kasus, kami memberi tahu pemegang akun secara langsung sehingga mereka tahu bahwa kami telah menerima perintah hukum yang berkaitan dengan akun tersebut," ungkap salah seorang Juru Bicara Twitter mengutip The Verge, Minggu 25 April.

Akun yang disensor termasuk anggota Parlemen India, dua pembuat film, seorang aktor, dan seorang menteri negara bagian Benggala Barat

Kicauan yang dipermasalahkan sangat kritis terhadap pemerintah India, tetapi bukan jenis informasi yang salah tentang COVID-19.

"India tidak akan pernah memaafkan PM @narendramodi karena meremehkan situasi corona di negara itu dan membiarkan begitu banyak orang meninggal karena salah urus. Di saat India sedang mengalami krisis kesehatan, PM memilih untuk mengekspor jutaan vaksin ke negara lain," tweet seorang menteri negara bagian Bengal Barat, Moloy Ghatak.

Diketahui, India berada di tengah gelombang kedua kasus COVID-19 terbesar, yang membuat ventilator, obat-obatan, dan oksigen menjadi langka.

Menurut pusat sumber informasi COVID-19 Johns Hopkins, India melaporkan 346.786 kasus baru pada hari Jumat kemarin, dan 2.624 kematian. Usai 1,5 persen warga negara India mengikuti vaksin.