Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto kembali menghijau pasca meredanya data inflasi CPI Amerika Serikat, yang memberikan harapan terhadap potensi dapat tercapainya target inflasi The Fed di 2 persen. 

Harga Bitcoin bertengger ke level 99 ribu hingga menembus 100 ribu dolar AS (Rp1,61 miliar), setelah sempat anjlok di level 95 ribu dolar AS (Rp1,53 miliar) pada awal Januari kemarin. 

Merespons kondisi tersebut, analis kripto dari Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan menghijaunya pasar kripto mengindikasikan meningkatnya keyakinan para investor terhadap potensi situasi suku bunga yang akan lebih rendah dari level saat ini dalam beberapa waktu ke depan. 

Selain itu, pelantikan Donald Trump yang akan dilaksanakan pada 20 Januari mendatang juga menjadi momentum positif bagi pasar kripto. 

"Momentum pelantikan Trump dan gebrakan-gebrakan awalnya khususnya bagi industri dan pasar kripto dapat turut memperkuat momentum yang ada,” jelas Fahmi. 

Namun, meskipun kondisi pasar saat ini cukup positif, Fahmi mengatakan bahwa kehati-hatian serta responsivitas investor terhadap perkembangan situasi yang ada masih sangat diperlukan guna menjaga pertumbuhan portofolio investasinya. 

Momentum pasar saat ini juga dapat dimanfaatkan investor untuk mengoptimalkan performa portofolionya dengan mengambil lebih banyak posisi trading untuk memanfaatkan volatilitas yang ada pada aset-aset strategis selagi memantau potensi reli selanjutnya. 

"Tetap penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risiko yang sesuai dengan profil investasi masing-masing,” ujarnya. 

Bagi investor yang cenderung mengutamakan fundamental suatu aset, Fahmi menyarankan para investor untuk dapat berinvestasi di aset kripto yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar.