Bagikan:

JAKARTA– Pendanaan di industri antariksa diperkirakan akan meningkat tahun ini akibat ketegangan yang semakin meningkat antara AS dan China. Menurut laporan dari perusahaan investasi Seraphim Space startup di sektor ini mencatat investasi sebesar  8,6 miliar dolar AS (Rp140,5 triliun)pada tahun 2024.

China telah meningkatkan upayanya untuk bersaing dengan negara-negara Barat dalam sektor-sektor seperti produksi satelit dan peluncuran roket untuk memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat akan pencitraan berbasis antariksa, intelijen, dan data.

"Ini kemungkinan besar akan terus mendorong investasi menuju sektor-sektor industri antariksa yang membutuhkan modal besar di tahun mendatang," kata Lucas Bishop, Associate Investasi di Seraphim Space.

Kesepakatan penting pada kuartal keempat tahun 2024 termasuk akuisisi 20% saham operator satelit Globalstar oleh Apple senilai  1,5 miliar dolar AS dan penjualan sekunder saham SpaceX senilai  1,25 miliar dolar AS, yang meningkatkan valuasi perusahaan menjadi  350 miliar dari  210 miliar dolar AS sebelumnya.

Pendanaan sektor antariksa kemungkinan akan mendapat dorongan dari pengaruh CEO SpaceX Elon Musk terhadap pemerintahan Donald Trump yang akan datang serta pengusaha miliarder dan astronot swasta Jared Isaacman yang ditunjuk untuk memimpin NASA. Jika dikonfirmasi, pendiri dan CEO Shift4 Payments ini akan mengawasi anggaran 25 miliar dolar AS (Rp408,5 triliun) dan misi masa depan NASA.

"Realokasi pendanaan menuju solusi sektor swasta yang lebih hemat biaya dapat lebih meningkatkan investasi di perusahaan yang menawarkan teknologi antariksa lainnya," tambah Bishop, dikutip VOI dari Reuters.

Menurut Seraphim Space persaingan antara China dan Amerika Serikat kemungkinan akan semakin intensif setelah Trump menjabat minggu depan, didukung oleh pendanaan Program Antariksa Komersial Departemen Pertahanan yang diperluas.