Bagikan:

JAKARTA - Canaan Inc., salah satu produsen peralatan penambangan Bitcoin terkemuka di dunia, mendapatkan kepercayaan dari Wall Street, yang memprediksi sahamnya akan naik sekitar 10% dalam waktu dekat. Hal ini sejalan dengan kenaikan harga Bitcoin yang mencapai rekor tertinggi di atas 63 ribu dolar AS (sekitar Rp989 juta) pekan ini. Canaan, yang berbasis di China, terus mendapatkan pesanan besar dari pelanggan di industri penambangan kripto, meskipun menghadapi tantangan dari ketegangan teknologi antara AS dan China.

Menurut laporan Barchart yang dipublikasikan di Nasdaq, saham-saham di sektor blockchain dan kripto sedang mengalami kenaikan yang signifikan. Beberapa nama besar di industri ini, seperti Marathon Digital (MARA) dan MicroStrategy (MSTR), saat ini diperdagangkan di atas atau mendekati perkiraan harga rata-rata Wall Street. Para analis juga memandang Canaan (CAN) sebagai saham yang berpotensi memberikan keuntungan yang kuat dalam tahun mendatang. Saat ini, saham Canaan diperkirakan akan naik sekitar 10% dalam waktu dekat.

Canaan adalah perusahaan yang bergerak di bidang desain dan produksi peralatan penambangan Bitcoin, yang disebut sebagai ASIC (application-specific integrated circuit). Perusahaan ini mengklaim sebagai produsen ASIC terbesar kedua di dunia, setelah Bitmain, yang juga berasal dari China. Canaan memiliki lebih dari 100 pelanggan di lebih dari 20 negara, termasuk AS, Kanada, Rusia, Kazakhstan, dan Indonesia.

BACA JUGA:


Canaan terus menerima pesanan pembelian yang signifikan dari mitra-mitra penting di industri penambangan kripto, meskipun ada risiko signifikan yang ditimbulkan oleh ketegangan hubungan teknologi AS-China. Pada bulan Januari, Canaan mengumumkan bahwa mereka telah menjual 6.000 unit peralatan penambangan Bitcoin kepada Hive Blockchain Technologies, sebuah perusahaan penambangan kripto yang berbasis di Kanada.

Pada bulan Februari, Canaan mengumumkan bahwa mereka telah menjual 10.500 unit peralatan penambangan Bitcoin kepada Mawson Infrastructure Group, sebuah perusahaan infrastruktur digital yang berbasis di AS.

Kesepakatan-kesepakatan ini menunjukkan kepiawaian bisnis Canaan dalam memproduksi peralatan penambangan yang berkualitas dan efisien, serta menempatkan Canaan dalam posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan pertumbuhan permintaan kripto seperti Bitcoin. Oleh karena itu, menurut para ahli Wall Street, lintasan pertumbuhan Canaan diperkirakan akan terus berlanjut, meskipun saham kripto berbasis China tersebut belum mendapatkan daya tarik di pasar. Saham Canaan dinilai sebagai “Pembelian Kuat” oleh kedua analis yang mengikutinya.

Harga Bitcoin Turut Dongkrak Saham Canaan

Pekan ini menyaksikan peningkatan tajam dalam harga Bitcoin, yang mencapai rekor tertinggi di atas 63 ribu dolar AS (sekitar Rp989 juta) pada  Selasa, 29 Februari. Lonjakan harga ini dipicu oleh faktor-faktor seperti kelangkaan pasokan, minat institusional, dan harapan akan peluncuran ETF (exchange-traded fund) Bitcoin di AS.

Selain mempengaruhi pasar kripto, lonjakan harga Bitcoin juga berdampak positif pada saham-saham yang terkait dengan kripto dan blockchain. Misalnya, Coinbase, bursa kripto terbesar di AS, naik hampir 20% dalam seminggu terakhir. Selain itu, MicroStrategy, perusahaan perangkat lunak yang memiliki lebih dari 100 ribu Bitcoin di neracanya, melihat kenaikan lebih dari 50% dalam lima hari perdagangan terakhir. Dalam nada positif yang sama, Marathon Digital, perusahaan penambangan kripto yang berbasis di AS, memiliki tren naik sebesar 10% selama perdagangan pekan ini.

Dikutip dari CoinGape, saham Canaan juga mengikuti tren kenaikan ini, dengan naik sekitar 15% dalam seminggu terakhir, dari  9,25 dolar AS (sekitar Rp145 ribu) pada 25 Februari menjadi  10,64 dolar AS (sekitar Rp167 ribu) pada 1 Maret. Saham Canaan masih jauh di bawah harga IPO-nya, yang mencapai  13 dolar AS (sekitar Rp204 ribu) pada November 2019, tetapi dengan optimisme Wall Street dan kenaikan harga Bitcoin, saham Canaan mungkin akan terus meningkat di masa depan.