Bagikan:

JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) melaporkan sekitar 1,9 juta orang di Jalur Gaza, Palestina saat ini kehilangan tempat tinggal akibat agresi Israel.

Badan tersebut memperingatkan, upaya rekonstruksi dapat memakan waktu bertahun-tahun setelah genosida yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel antara Oktober 2023 dan Januari 2025.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Hari Jumat, UNRWA mengungkapkan, sekitar 1,9 juta orang telah mengungsi karena perang di Gaza, dengan banyak yang terpaksa mencari perlindungan di tempat penampungan sementara, seperti yang ada di daerah Mawasi, barat daya Gaza, dikutip dari WAFA 24 Januari.

Lebih jauh badan tersebut mencatat, sebagian besar rumah di wilayah tersebut telah hancur total atau tidak dapat dihuni lagi.

Mereka menekankan, membangun kembali infrastruktur, memulihkan kehidupan normal, dan mengatasi trauma psikologis penduduk yang terkena dampak akan membutuhkan upaya bertahun-tahun.

UNRWA juga menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza, khususnya di bagian utara wilayah kantong Palestina itu.

"Begitu gencatan senjata mulai berlaku, tim UNRWA bekerja tanpa lelah untuk mulai mendistribusikan bantuan pangan di Gaza utara," kata badan tersebut.

Mereka menekankan, kebutuhan mendesak ratusan ribu warga Palestina yang masih berada di tengah reruntuhan akibat pemboman Israel selama berbulan-bulan, menggambarkan situasi mereka sebagai situasi yang membutuhkan bantuan untuk menyelamatkan nyawa.

UNRWA juga menyerukan dukungan berkelanjutan untuk mempertahankan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam skala ini, menekankan pentingnya upaya global yang berkelanjutan untuk mengatasi krisis yang sedang berlangsung di Gaza.