Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto baru-baru ini dihebohkan dengan kabar mengejutkan mengenai BlackRock, manajer aset terbesar di dunia, yang ternyata sedang menjual kepemilikan Bitcoin (BTC) melalui Exchange Traded Fund (ETF) mereka, iShares Bitcoin Trust Bitcoin Holdings (IBIT). 

Hal ini terungkap melalui postingan Arkham Intelligence di platform X, yang menunjukkan bahwa aliran transaksi terbaru justru menunjukkan penurunan signifikan dalam kepemilikan Bitcoin oleh BlackRock.

Kabar ini cukup mengejutkan, mengingat sebelumnya banyak yang memperkirakan BlackRock akan terus menambah kepemilikan BTC, terutama setelah mereka memindahkan sejumlah besar Bitcoin ke cold storage pada Mei 2024, yang dianggap sebagai strategi investasi jangka panjang. Banyak investor melihat langkah ini sebagai sinyal positif, karena salah satu lembaga keuangan paling konservatif di dunia tersebut menunjukkan kepercayaan pada masa depan Bitcoin.

Namun, pada 26 Desember 2024, BlackRock mengejutkan pasar dengan menjual Bitcoin senilai 188,7 juta dolar AS (Rp3,06 triliun), yang merupakan penjualan terbesar mereka sejauh ini. Pada hari yang sama, mereka juga memindahkan Bitcoin senilai 1,88 miliar dolar AS (Rp30,5 triliun) ke dompet Coinbase. Penjualan ini menimbulkan spekulasi bahwa BlackRock mungkin merespon penurunan pasar kripto yang terjadi baru-baru ini.

Menurut data terbaru dari Farside Investors, pada 2 Januari 2025, IBIT mengalami arus keluar terbesar dalam sehari, dengan investor menarik dana sebesar 332,6 juta dolar AS (Rp5,38 triliun). Meskipun begitu, selama empat hari setelahnya, tidak ada aliran keluar bersih yang signifikan, namun pada 8 Januari 2025, arus keluar kembali meningkat menjadi 100 juta dolar AS (Rp1,62 triliun).

Keputusan BlackRock ini membuat banyak pihak mempertanyakan arah pasar Bitcoin ke depan. Beberapa analis berpendapat bahwa ini bisa menciptakan sentimen bearish jangka pendek, meski beberapa investor jangka panjang mungkin melihat ini sebagai peluang untuk membeli dengan harga lebih rendah. 

Di sisi lain, BlackRock juga baru-baru ini merilis video edukasi yang mempertanyakan apakah batas pasokan Bitcoin yang terbatas pada 21 juta akan tetap bertahan. Situasi ini menambah kekhawatiran terkait pengaruh mereka industri kripto terutama soal pertanyaan tentang perubahan sifat dasar Bitcoin.