Bagikan:

JAKARTA - Saat ini, Rusia tengah mempertimbangkan pembentukan cadangan Bitcoin atau Bitcoin Reserve, untuk melindungi ekonomi dari dampak sanksi internasional dan mengurangi ketergantungan pada mata uang tradisional seperti Dolar AS, Euro, dan Yuan.

Jika langkah ini berhasil diterapkan, analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur berpendapat bahwa hal ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi pasar kripto secara global. 

“Langkah Rusia untuk mengakumulasi Bitcoin secara besar-besaran berpotensi memicu lonjakan permintaan global terhadap BTC,” kata Fyqieh kepada VOI pada Rabu, 11 Desember. 

Fyqieh juga menambahkan, usulan ini akan semakin mengukuhkan Bitcoin sebagai alternatif cadangan devisa di tengah ketidakpastian ekonomi global, dan membuka peluang bagi negara-negara yang sebelumnya skeptis untuk mulai melihat Bitcoin sebagai aset strategis untuk diversifikasi. 

Tidak hanya untuk global, ia juga melihat langkah ini akan berdampak untuk pasar kripto di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Filipina, dan Vietnam, dengan populasi pengguna kripto yang terus bertumbuh. 

Menurutnya, tren ini menghadirkan peluang besar untuk memperkuat ekosistem blockchain lokal, sehingga negara-negara tersebut dapat mempertimbangkan Bitcoin sebagai bagian dari strategi keuangan nasional guna mendorong inklusi keuangan.

“Namun, tantangan tetap ada, terutama dari sisi volatilitas harga Bitcoin yang tinggi. Risiko ini menjadi perhatian utama bagi negara-negara yang ingin mengadopsinya sebagai aset strategis,” ujarnya. 

Untuk melindungi investor lokal dari dampak volatilitas tersebut, Fyqieh menyarankan agar pemerintah sebagai pembuat regulasi di kawasan Asia Tenggara membentuk kerangka regulasi yang jelas dan terukur. 

“Dengan regulasi yang tepat, potensi adopsi kripto di kawasan ini dapat dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan inovasi keuangan,” pungkas Fyqieh.