JAKARTA - Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DoJ) menyerukan Google untuk menjual perambannya, Chrome, untuk menghentikan monopoli ilegal mereka dalam menyediakan mesin pencari online.
Dalam sebuah dokumen setebal 23 halaman, DOJ juga menyerukan Google untuk membatasi ketersediaan pelanggannya untuk smartphone nya saja. Dengan demikian, hal ini akan mencegah mereka menggunakan Android untuk merugikan pesaingnya.
“Untuk mengatasi tantangan ini, Google harus menjual Chrome, yang telah memperkuat (Google), sehingga para pesaing dapat mengejar kemitraan distribusi yang realitas kendali,” tulis DOJ dalam dokumen tersebut.
Tanggapan Google
Menanggapi seruan DOJ, Kent Walker selaku President, Global Affairs & Chief Legal Officer, Google & Alphabet, berpendapat bahwa usulan tersebut sangat mengejutkan.
“Proposal DOJ yang sangat luas itu jauh melampaui keputusan Pengadilan. Itu akan merusak berbagai produk Google — bahkan di luar Search — yang disukai dan dianggap bermanfaat oleh orang-orang dalam kehidupan sehari-hari mereka,” kata Walker dalam blog Google.
Menurut Google, usulan yang dinilai ekstrem ini salah satunya akan membahayakan keamanan dan privasi jutaan orang Amerika, dan merusak kualitas produk yang disukai orang, dengan memaksakan penjualan Chrome dan mungkin Android.
BACA JUGA:
Walker juga merasa pendekatan DOJ akan mengakibatkan perluasan kekuasaan pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya yang akan merugikan konsumen, pengembang, dan usaha kecil Amerika.
Namun demikian, keputusan akhir untuk permasalahan Google ini nantinya akan berada di tangan hakim Pengadilan Distrik Amit Mehta. Tahap persidangan tersebut diperkirakan akan dimulai sekitar tahun 2025.
“Kami masih berada di tahap awal dari proses yang panjang dan banyak dari tuntutan ini jelas jauh dari apa yang bahkan direnungkan oleh perintah Pengadilan. Kami akan mengajukan proposal kami sendiri bulan depan, dan akan mengajukan kasus kami yang lebih luas tahun depan,” tutupnya.