Bagikan:

JAKARTA - Stripe, penyedia infrastruktur pembayaran global, mengumumkan akan membeli platform stablecoin Bridge senilai 1,1 miliar Dolar AS (Rp17,3 triliun). Ini menandai salah satu kesepakatan terbesar di sektor kripto tahun ini dan memberikan angin segar bagi investor awal, termasuk Sequoia Capital, yang akan memperoleh keuntungan signifikan dari investasi mereka.

Venture capital raksasa Sequoia Capital diprediksi akan meraup untung sekitar 100 juta Dolar AS (Rp1,5 triliun) dari akuisisi tersebut. Hanya setahun yang lalu, Sequoia menggelontorkan 19 juta Dolar AS (Rp299 miliar) untuk pendanaan Seri A Bridge, memperoleh 16% saham. Dengan nilai akuisisi saat ini, investasi tersebut memberikan hasil yang luar biasa dalam waktu yang relatif singkat.

Selain Sequoia, investor lain seperti Ribbit Capital, yang memiliki hampir 10% saham Bridge, dan Bedrock Fund Management serta Index Ventures, masing-masing dengan 6% saham, juga akan mendapatkan keuntungan besar. Haun Ventures, dengan 4% saham, turut mengamankan posisi mereka dalam kesepakatan ini. 

Stripe mengumumkan kesepakatan ini pada 20 Oktober 2024, menyoroti ambisi mereka dalam memperluas penggunaan stablecoin. Bridge, yang didirikan oleh Sean Yu dan Zach Abrams, menyediakan perangkat lunak yang memungkinkan perusahaan memproses pembayaran menggunakan stablecoin. Langkah ini sejalan dengan pernyataan John Collison, salah satu pendiri Stripe, yang sebelumnya berjanji untuk mengadopsi teknologi stablecoin pada pertengahan 2024. Meski demikian, akuisisi ini masih harus melalui persetujuan regulator, dan prosesnya diharapkan selesai dalam beberapa bulan ke depan.

Akuisisi Bridge oleh Stripe muncul saat minat terhadap teknologi blockchain dan stablecoin terus tumbuh di kalangan institusi keuangan. Peran Bridge dalam menyediakan solusi pembayaran berbasis stablecoin menarik perhatian Stripe, yang melihat peluang besar di pasar ini untuk memudahkan transaksi lintas negara yang cepat dan efisien.

Kesepakatan ini datang di tengah penurunan pendanaan kripto global yang cukup signifikan. Menurut laporan dari Galaxy Digital pada 15 Oktober 2024, pendanaan ventura di sektor kripto menurun 20% menjadi 2,4 miliar Dolar AS (Rp37,8 triliun) pada kuartal ketiga 2024. Jumlah kesepakatan yang terjadi juga turun 17%, dengan hanya 478 proyek yang menerima dana. Penurunan ini menggambarkan apa yang disebut analis sebagai "barbell market," di mana perhatian investor cenderung terpusat pada aset kripto besar seperti Bitcoin dan proyek berisiko tinggi, seperti koin meme, sementara banyak proyek menengah kesulitan mendapatkan dukungan.