Bagikan:

JAKARTA – Kantor Teknologi Ilmu Bumi (ESTO) milik NASA dan sejumlah peneliti dari University of Massachusetts sedang mengembangkan radar yang dapat mengukur massa salju. Radar ini diberi nama SNOWWI. 

Saat ini, perubahan iklim menyebabkan banyak perubahan, baik di musim panas maupun musim dingin. Fenomena ini memberikan banyak dampak, salah satunya perubahan jumlah pasokan air tawar tahunan di beberapa negara bagian. 

Menurut penjelasan NASA, wilayah pegunungan seharusnya mengalirkan air ke sungai, waduk, dan tempat masyarakat memasok air tawar selama musim panas. Sayangnya, aliran air semakin melambat karena musim dingin mencapai titik tertingginya. 

Oleh karena itu, NASA dan para peneliti mengembangkan SNOWWI, radar apertur sintetis frekuensi ganda yang diperkirakan dapat membantu komunitas sains. Teknologi ini sudah dikembangkan dalam bentuk prototipe dan NASA telah mengujinya.

Pada awal tahun ini, prototipe SNOWWI berhasil diterbangkan di atas pesawat kecil bermesin ganda. Tak hanya berhasil terbang, prototipe ini juga berhasil mengumpulkan data terkait hamparan salju musim dingin di area tersebut.

"Saya katakan perkembangan besarnya adalah kita telah beralih dari perangkat keras di laboratorium menjadi sesuatu yang menghasilkan data bermakna," kata Paul Siqueira, Professor Teknik University of Massachusetts. 

Sementara itu, peneliti bernama Derksen mengatakan bahwa SNOWWI menggunakan dua frekuensi, yaitu rendah dan tinggi. Kedua frekuensi sangat diperlukan untuk mempelajari konsistensi lapisan salju dan menentukan kedalaman totalnya.

"Dengan dua frekuensi, kami dapat memisahkan pengaruh struktur mikro salju dari pengaruh kedalaman salju dengan lebih baik,” kata Derksen. “Satu frekuensi bagus, dua frekuensi lebih baik.”

SNOWWI, singkatan dari Snow Water-equivalent Wide Swath Interferometer and Scatterometer, dapat memetakan 100 kilometer persegi medan bersalju dalam waktu 30 menit. Pemetaan ini dilakukan pada ketinggian 4 kilometer. 

Semakin tinggi jangkauannya, semakin luas juga bidang pandangnya sehingga NASA dan University of Massachusetts ingin menempatkan SNOWWI di luar angkasa. Jika sudah selesai dikembangkan, instrumen ini akan diluncurkan melalui misi satelit.