JAKARTA - Laporan Decoding Global Talent 2024: GenAI Edition dari Jobstreet by Seek mengungkap bahwa adopsi GenAI di antara pekerja di Indonesia memperlihatkan pertumbuhan positif yang menjanjikan.
"Survei terbaru kami menemukan bahwa manfaat terbesar GenAI bagi para pekerja profesional di Indonesia adalah kemampuannya untuk membantu efektivitas pekerja dalam keseharian mereka," kata Sawitri, Country Head of Marketing, Jobstreet by SEEK pada Selasa, 29 Oktober.
Laporan ini mengungkapkan, sebesar 88 persen pekerja Indonesia telah mendengar tentang Artificial Intelligence (AI) dan 38 persen di antaranya mengaku telah memanfaatkan AI ke dalam rutinitas kerja mereka setiap bulannya.
Sejalan dengan tren global ini, para pekerja di Indonesia menggunakan AI untuk studi dan riset (41 persen), mengerjakan tugas kreatif seperti menulis (41 persen) dan 37 persen untuk tugas administratif.
Tidak hanya untuk pekerjaan, pekerja Indonesia juga banyak menggunakan GenAI untuk kepentingan pribadi, seperti untuk pengembangan keterampilan (48 persen), mendapatkan pengetahuan umum (46 persen), dan menerjemahkan bahasa (36 persen).
BACA JUGA:
Laporan Jobstreet by SEEK ini juga melihat adanya tiga persona utama yang ditunjukkan oleh pekerja Indonesia dalam penggunaan AI generatif dalam profesi mereka.
Persona pertama, 18 persen pekerja di bidang teknologi informatika (TI) menggunakan GenAI sebagai “rekan” untuk memberikan sedikit masukan, namun tetap melakukan sebagian besar pekerjaannya sendiri.
Kedua, 7 persen pekerja di sektor pemasaran dan media, menjadikan diri mereka sebagai “GenAI Expert” yang akan melakukan review hasil dari GenAI dan melakukan perubahan yang diperlukan.
Kemudian yang ketiga, 7 persen dari pekerja di sektor administrasi dan sekretariat menjadi “GenAI Taskmaster”, di mana mereka menggunakan AI untuk mengerjakan pekerjaan yang sifatnya berulang, untuk menghemat waktu.