JAKARTA - Komunitas kripto kembali dikejutkan oleh aktivitas mencurigakan yang melibatkan dompet kripto hasil peretasan Bitfinex yang kini berada dalam kendali pemerintah AS. Pergerakan dana senilai jutaan dolar dari dompet tersebut diduga bagian dari upaya pencurian besar-besaran dan pencucian uang.
Analisis mendalam dari perusahaan keamanan blockchain, Arkham Intelligence, mengungkap bahwa sekitar 20 juta dolar AS dalam bentuk berbagai aset kripto telah dipindahkan secara bertahap ke dompet-dompet baru dalam beberapa waktu terakhir. Dana ini berasal dari dompet yang menyimpan sebagian hasil peretasan Bitfinex pada tahun 2016, salah satu peretasan terbesar dalam sejarah kripto.
Para pelaku kejahatan siber yang diduga berada di balik aktivitas ini menunjukkan pola yang cerdik. Mereka menarik dana dari berbagai platform, termasuk platform peminjaman kripto Aave, dan kemudian mentransfernya ke bursa terdesentralisasi yang dikenal sulit dilacak. Para peretas berupaya menyembunyikan jejak dan mencairkan dana hasil kejahatan mereka.
Dalam pengamatan Arkham Intelligence, hacker yang dicurigai menarik dana sekitar 5,4 juta dolar AS (sekitar Rp83,7 miliar) dari platform peminjaman kripto Aave, kemudian memindahkannya ke alamat baru yang dibuat hanya lima hari sebelumnya. Tak lama setelahnya, mereka melakukan penarikan sebesar 1,12 juta dolar AS (sekitar Rp17,36 miliar) dalam bentuk USDT. Aktivitas penarikan ini merupakan pertama kalinya terjadi dari alamat tersebut dalam delapan bulan terakhir.
BACA JUGA:
Pergerakan mencurigakan terus berlanjut ketika dompet tersebut mulai mentransfer token-token ke alamat lain dengan awalan "0x348," yang sebelumnya terkait dengan aktivitas pencucian uang. Melalui penelusuran Arkham, aktivitas ini semakin menguatkan dugaan adanya eksploitasi.
Selain itu, tersangka juga memindahkan sekitar 446.000 dolar AS (sekitar Rp6,91 miliar) dalam bentuk Ethereum (ETH) dan 13,7 juta dolar AS (sekitar Rp212,35 miliar) dalam aUSDC, versi USD Coin yang memberikasn bunga, yang disimpan di Aave.
Insiden ini turut dikomentari analis blockchain ZachXBT. "Pergerakan dana ke bursa instan adalah tanda khas dari pelaku kejahatan siber," ujar ZachXBT. "Mereka berusaha memanfaatkan anonimitas yang ditawarkan oleh platform ini supaya tidak terdeteksi."
Meskipun pemerintah AS berhasil mengamankan sebagian besar Bitcoin yang dicuri dari Bitfinex, insiden ini menunjukkan bahwa kejahatan siber masih membayangi industri aset digital.