JAKARTA – Kelompok peretas Iran yang dituduh meretas email kampanye calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, akhirnya berhasil mempublikasikan sebagian materi curian mereka setelah sebelumnya gagal menarik perhatian media arus utama.
Dalam beberapa pekan terakhir, peretas tersebut mulai membagikan email Trump kepada seorang operatif politik dari Partai Demokrat yang telah mengunggah materi tersebut ke situs komite aksi politiknya, American Muckrakers, dan kepada sejumlah jurnalis independen.
Setidaknya salah satu jurnalis tersebut kemudian mempublikasikannya di platform penulisan Substack. Email yang bocor tersebut menampilkan komunikasi antara kampanye Trump dengan para penasihat eksternal dan sekutu lainnya, membahas berbagai topik menjelang Pemilu 2024.
Kegiatan para peretas ini memberikan gambaran yang jarang terjadi tentang upaya campur tangan dalam pemilu AS. Ini juga menunjukkan bahwa Iran tetap bertekad mengintervensi pemilu meskipun Departemen Kehakiman AS telah mengajukan dakwaan terhadap para pelaku yang dituduh bekerja untuk Teheran dan menggunakan identitas palsu.
Dakwaan tersebut menuduh kelompok peretas yang terkait dengan pemerintah Iran, dikenal sebagai Mint Sandstorm atau APT42, telah mengakses akun staf kampanye Trump pada bulan Mei hingga Juni dengan cara mencuri kata sandi mereka. Penasihat Keamanan Dalam Negeri AS sebelumnya memperingatkan bahwa kelompok ini terus menargetkan staf kampanye. Jika terbukti bersalah, para tersangka menghadapi hukuman penjara dan denda.
Para peretas, yang beroperasi menggunakan nama samaran "Robert," tidak secara langsung menanggapi tuduhan AS ketika diwawancarai Reuters. Salah seorang peretas bahkan merespons dengan mengatakan, “Apakah Anda sungguh berharap saya menjawab?”
Misi Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa membantah laporan tersebut, menyatakan bahwa keterlibatan negara mereka dalam peretasan pemilu AS "sama sekali tidak berdasar."
BACA JUGA:
Operasi Bocoran Email
Operasi kebocoran ini dimulai sekitar bulan Juli ketika akun email anonim, [email protected], mulai menghubungi sejumlah reporter di media besar, termasuk Politico, Washington Post, dan New York Times, menawarkan informasi internal terkait kampanye Trump.
Pada awal September, peretas yang sama kembali menggunakan akun email lain, [email protected], untuk menawarkan materi kepada Reuters dan beberapa media lainnya. Materi tersebut berisi riset kampanye Trump terhadap politisi Partai Republik seperti JD Vance, Marco Rubio, dan Doug Burgum.
Namun, media besar termasuk Reuters, menolak untuk menerbitkan laporan berdasarkan bocoran ini karena menilai isinya kurang layak diberitakan. AOL kemudian menutup akses email yang digunakan oleh peretas setelah bekerja sama dengan FBI untuk melacak kelompok tersebut.
American Muckrakers Terlibat dalam Publikasi
Pada 26 September, komite aksi politik American Muckrakers yang berbasis di Carolina Utara mulai mempublikasikan email internal kampanye Trump. David Wheeler, pendiri organisasi ini, menyatakan bahwa dokumen-dokumen tersebut otentik dan memiliki nilai bagi publik. Wheeler mengatakan ia akan terus mempublikasikan dokumen serupa selama dinilai otentik dan relevan.