Bagikan:

JAKARTA – Kantor Sekretaris Negara Bagian Georgia mengonfirmasi bahwa mereka telah berhasil menggagalkan upaya serangan siber yang menargetkan situs web resmi pemilihan negara bagian. Situs ini digunakan oleh warga Georgia untuk mengajukan permintaan surat suara tidak hadir (absentee ballots) dalam pemilihan presiden mendatang.

Serangan siber tersebut bertujuan untuk merusak dan memperlambat kinerja situs, namun tidak menyebabkan gangguan signifikan. “Serangan ini memperlambat sistem kami untuk sementara, tetapi tidak pernah menghentikan sistem dari bekerja,” kata Gabe Sterling, seorang pejabat di kantor Sekretaris Negara Bagian Georgia, dikutip VOI dari CNN.

Tidak ada rincian tambahan yang diberikan mengenai pelaku atau metode serangan yang digunakan. Namun, pejabat setempat menegaskan bahwa pemilih tetap dapat meminta surat suara tanpa hambatan berarti. “Tidak ada gangguan terhadap akses pemilih untuk mengajukan permintaan surat suara,” tambah Sterling.

Pemungutan suara awal untuk pemilihan presiden yang dijadwalkan berlangsung pada 5 November 2024 telah dimulai di Georgia dan beberapa negara bagian lainnya pada awal bulan ini. Georgia, yang dianggap sebagai salah satu negara bagian medan pertempuran dalam pemilihan ini, telah menarik perhatian luas, terutama terkait keamanan pemilihan.

Serangan siber yang menargetkan infrastruktur pemilihan telah menjadi perhatian utama dalam beberapa tahun terakhir, khususnya di Amerika Serikat, yang terus berupaya melindungi sistem pemilihan mereka dari ancaman domestik maupun internasional. Pihak berwenang di Georgia, serta di negara bagian lainnya, telah meningkatkan langkah-langkah keamanan dunia maya untuk memastikan integritas proses pemungutan suara.

Meski serangan ini hanya berdampak pada perlambatan sistem, keberhasilannya digagalkan menunjukkan pentingnya kesiapsiagaan dan ketahanan infrastruktur digital dalam pemilihan umum. Pengawasan ketat dan tindakan cepat dari otoritas pemilu Georgia diyakini mampu mencegah dampak yang lebih luas.

Dengan pemilihan presiden yang semakin dekat, perhatian terhadap keamanan siber tetap menjadi prioritas utama, terutama di negara-negara bagian kunci seperti Georgia, di mana hasil pemungutan suara bisa sangat menentukan jalannya kontestasi.