Bagikan:

JAKARTA - Baru-baru ini, Tesla, perusahaan mobil listrik terkemuka, dilaporkan masih mempunyai simpanan Bitcoin senilai 780 juta Dolar AS (Rp12 triliun), meskipun baru-baru ini melakukan perpindahan besar-besaran aset kripto tersebut ke dompet yang tidak teridentifikasi. Menurut laporan dari firma analitik blockchain Arkham Intelligence, perpindahan ini tidak berarti Tesla menjual Bitcoin mereka, melainkan hanya melakukan "rotasi dompet."

Dilansir dari Cointelegraph, pada 15 Oktober 2024, Tesla memindahkan seluruh 11.509 Bitcoin miliknya ke tujuh dompet yang berbeda, masing-masing menyimpan antara 1.100 hingga 2.200 BTC. Dua dompet terbesar, "1Fnhp" dan "1LERL," menerima transfer senilai 142,2 juta Dolar AS (Rp2,2 triliun) dan 128,1 juta Dolar AS (Rp1,9 triliun). Langkah ini sempat memicu kekhawatiran di kalangan komunitas kripto, dengan banyak yang takut bahwa Tesla akan menjual aset-aset tersebut, yang dapat menyebabkan penurunan harga Bitcoin di pasar. Namun, data dari Arkham menunjukkan bahwa sejak perpindahan tersebut, dompet-dompet tersebut tidak menunjukkan adanya aktivitas lebih lanjut. Bitcoin tetap berada di dalam dompet tersebut, dan tidak ada tanda-tanda bahwa Tesla berniat menjualnya.

Meski sempat ada kekhawatiran soal "dumping" pasar, harga Bitcoin justru naik sekitar 5% sejak perpindahan tersebut, mencapai puncaknya di 69.220 Dolar AS (Rp1,08 miliar) pada 21 Oktober. Namun, harga tersebut kemudian sedikit terkoreksi sebesar 2,3% ke 67.600 Dolar AS (Rp1,05 miliar). Mengapa Tesla memindahkan Bitcoin ini masih menjadi misteri. Beberapa pengamat berspekulasi bahwa langkah ini dilakukan untuk mengamankan pinjaman dengan jaminan Bitcoin, mungkin dengan menggunakan layanan Coinbase Prime Custody yang saat ini digunakan Tesla untuk menyimpan aset kripto mereka.

Jika analisis Arkham benar, Tesla tetap menjadi salah satu pemegang Bitcoin terbesar di dunia, menempati posisi keempat setelah perusahaan intelijen bisnis MicroStrategy serta penambang Bitcoin Marathon Digital dan Riot Platforms. Selain Tesla, perusahaan antariksa Elon Musk, SpaceX, juga memiliki 8.285 Bitcoin senilai 560 juta Dolar AS (Rp8,7 triliun), menjadikannya pemegang Bitcoin ketujuh terbesar di antara perusahaan swasta. Tesla pertama kali membeli Bitcoin pada Februari 2021, mengakuisisi 1,5 miliar Dolar AS (Rp23,4 triliun) dari aset kripto tersebut. CEO Tesla, Elon Musk, bahkan sempat menerima Bitcoin sebagai alat pembayaran untuk kendaraan Tesla pada Maret 2021, namun dengan cepat membatalkan kebijakan tersebut beberapa minggu kemudian.

Rencana Tesla terhadap Bitcoin kemungkinan akan lebih jelas setelah rapat laporan keuangan kuartal ketiga yang dijadwalkan pada 23 Oktober. Para eksekutif perusahaan diharapkan memberikan penjelasan terkait perpindahan Bitcoin yang baru-baru ini dilakukan. Dengan Tesla yang masih kuat memegang aset Bitcoin mereka, langkah ini menunjukkan strategi jangka panjang perusahaan dalam memanfaatkan aset digital di tengah perkembangan pasar kripto yang dinamis.