JAKARTA– Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memaparkan strategi untuk meningkatkan pemanfaatan Palapa Ring yang beroperasi sejak 2018, sebagai infrastruktur telekomunikasi utama dalam mendukung konektivitas di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Fokus peningkatan jaringan diarahkan pada Palapa Ring Tengah, yang mencakup wilayah Kalimantan Timur sebagai lokasi IKN. Menurut Plt. Direktur Layanan TI untuk Badan Usaha BAKTI Kemenkominfo, Yulis Widyo Marfiah, koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk asosiasi seperti APJII dan APJATEL, serta operator jaringan untuk kolaborasi dalam meningkatkan kapasitas dan pemanfaatan serat optik pasif (dark fiber) Palapa Ring.
Palapa Ring Tengah terdiri dari enam proyek yang menghubungkan wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, dan Sulawesi Utara. Dengan total panjang kabel fiber optik 3.102 kilometer, terbagi dalam 1.798 kilometer kabel bawah laut dan 1.304 kilometer kabel darat, Palapa Ring ini merupakan tulang punggung telekomunikasi yang penting. Untuk wilayah IKN, Palapa Ring Tengah Proyek 4 melayani area Long Bagun–Sendawar.
Utilisasi Palapa Ring Tengah terus meningkat. Pada 2018, kapasitas jaringan yang digunakan mencapai 20,17 persen (121 Gbps), dan pada 2024, pemanfaatan ini naik menjadi 44 persen (264 Gbps). Meski demikian, optimalisasi lebih lanjut masih diperlukan agar infrastruktur ini bisa maksimal menghadirkan konektivitas digital.
BACA JUGA:
BAKTI telah menyiapkan berbagai inisiatif untuk meningkatkan pemanfaatan Palapa Ring Tengah, seperti penerapan skema "pay per use", diskon untuk pelanggan eksisting dan calon pelanggan, pengembangan produk, serta kerja sama melalui swap core dan swap capacity dengan komitmen jangka panjang.
Selain meningkatkan infrastruktur, BAKTI Kemenkominfo juga memperkuat sumber daya manusia melalui pendampingan, khususnya bagi pelaku UMKM. Tujuannya adalah agar konektivitas digital dapat mendukung transaksi online, distribusi barang dan jasa, serta memperluas peluang bisnis lokal melalui e-commerce. Dengan demikian, diharapkan terjadi peningkatan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat, serta dampak ekonomi yang lebih baik.
"Kami berharap konektivitas ini mampu mempermudah akses dan mempercepat pertumbuhan ekonomi, baik secara lokal maupun internasional, terutama di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau," kata Yulis.