Bagikan:

JAKARTA - Microsoft mengumumkan kerja sama barunya dengan Be My Eyes untuk menghadirkan data berkualitas tinggi yang mewakili disabilitas guna melatih sistem kecerdasan buatan (AI). 

Karena menurut Microsoft, data dari komunitas disabilitas seringkali kurang terwakili, yang mengakibatkan pengenalan objek terkait disabilitas menjadi kurang akurat. 

Dalam laporan Microsoft Research tentang kinerja AI untuk mendeskripsikan gambar, objek seperti perangkat braille bahkan kurang sering muncul dalam dataset gambar-teks, yang akhirnya menyebabkan akurasi pengenalan objek berkurang hingga 30 persen. 

Kolaborasi ini akan membantu mengatasi kekurangan data tersebut. Jadi, Microsoft dan Be My Eyes bertujuan untuk membuat model AI Microsoft lebih inklusif bagi 340 juta orang tunanetra atau yang memiliki gangguan penglihatan. 

Dalam kolaborasi ini, Be My Eyes akan menyediakan dataset video yang mencakup objek unik yang mencerminkan pengalaman hidup tunanetra, dengan informasi pribadi dihapus sebelum dibagikan.

Kemudian, Microsoft akan menggunakan data tersebut untuk meningkatkan akurasi deskripsi gambar, mempermudah penggunaan aplikasi AI bagi komunitas tunanetra. 

Kolaborasi ini juga membangun komitmen Microsoft terhadap AI yang inklusif dan bertanggung jawab, yang dimulai sejak 2017 dengan integrasi Be My Eyes dalam layanan teknisnya. 

Dengan langkah ini, Microsoft memperkuat usahanya untuk menghadirkan teknologi yang lebih inklusif bagi semua pengguna, terutama mereka yang memiliki disabilitas.

“Di Microsoft, kami berkomitmen untuk membangun AI inklusif yang mewakili semua orang yang menggunakannya, sekaligus melindungi anggota masyarakat yang terpinggirkan dari bias yang menyebar luas yang dapat memengaruhi pendidikan, pekerjaan, dan keterlibatan masyarakat,” kata Jenny Lay-Flurrie, Wakil Presiden dan Kepala Petugas Aksesibilitas Microsoft.