Hati-Hati Pakai Aplikasi Zoom Bisa Disusupi Peretas
Ilustrasi aplikasi Zoom (TechCrunch)

Bagikan:

JAKARTA - Layanan konferensi video call saat ini melonjak tajam di tengah wabah pandemi global COVID-19. Terlebih bagi mereka yang harus bekerja atau belajar dari rumah. 

Namun sayangnya di antara situasi social and physical distancing itu, ada saja oknum yang memanfaatkannya untuk kejahatan. Berdasarkan laporan FBI, ada sejumlah hacker yang berusaha menyusup dan membuat kekacauan dalam jaringan teleconference

Melansir News Week, biro federal Amerika itu mendapatkan laporan dari dua sekolah di Massachusetts karena masalah peretasan melalui aplikasi teleconference Zoom. Modusnya seseorang tak dikenal masuk di antara siswa, yang kemudian mengeluarkan umpatan kasar hingga gambar-gambar porno dan mengganggu jalannya teleconference tersebut.

"FBI telah menerima banyak laporan tentang konferensi yang diganggu oleh gambar-gambar porno dan ujaran kebencian juga bahasa yang mengancam," ujar pihak FBI dalam keterangan resminya.

Dalam insiden lain, seorang peretas tiba-tiba masuk sebagai peserta Zoom dan mengunggah sebuah tato dan mengganggu jalannya teleconference. Melihat hal ini, pakar keamanan cyber, Peter Tran mengatakan insiden tersebut terjadi karena situasi mental para remaja yang terlalu lama berada di dalam rumah.

Hal ini pula yang membuat para remaja melakukan tindakan kejailan dan iseng. Terlebih jejaring teleconference semacam Zoom tidak memiliki proteksi keamanan, sehingga siapa pun bisa masuk dan menjadi pesertanya. 

"Menargetkan pengguna rumahan jauh lebih mudah daripada menargetkan pengguna korporat. Sekarang kita telah membuat ekstensi itu, secara eksponensial, ini adalah tanah subur, ini adalah permainan bagi para peretas," kata Tran.

Demi mencegah kejadian tidak mengenakan itu terulang kembali, Tran mencoba membagikan tips aman saat sedang menggunakan aplikasi Zoom. Pertama, jika Anda berencana mengadakan rapat, jangan buat menjadi ruang publik, dan cobalah untuk mengendalikan aksesnya.

"Jadi siapa pun yang mencoba bergabung, Anda akan mendapatkan pesan pemberitahuan yang mengatakan John Smith atau siapa saja yang ingin bergabung," sambung Tran.

Kedua, setelah semua orang bergabung dengan rapat virtual ini pastikan untuk melakukan panggilan roll, "Ini akan memberitahumu berapa banyak peserta yang ada di pertemuan virtual. Jika ada dua belas dan Anda hanya mengundang sepuluh, lebih baik pastikan Anda memeriksa siapa dua tambahan itu," terang Tran.

Terakhir, jangan bagikan tautan undangan di platform publik seperti media sosial. Tran mengatakan itu seperti membiarkan pintu dan jendela terbuka lebar untuk para hacker.

"Ini dunia kerja kita.Dunia fisik telah dipindahkan ke dunia virtual, dan ruang konferensi ini adalah pintu dan kuncinya, jadi kita perlu memikirkannya dengan matang dan tentu saja harus berhati-hati," tutupnya.

Sebagai langkah tambahan, Anda perlu mensetting koneksi internet rumah Anda seolah-olah itu adalah koneksi perusahaan. Log out aplikasi setelah selesai digunakan, dan ubah kata sandi internet juga komputer Anda secara berkala.

Sebenarnya, Zoom juga telah membagikan tips aman saat Anda menggunakan konferensi video call tersebut. Namun sering kali kita mengabaikannya. Berikut tips yang diberikan Zoom agar Anda aman melakukan rapat virtual.

1. Jangan pernah membagikan tautan rapat di media sosial, sebab hal tersebut dapat menjadi celah para hacker.

2. Gunakan ID rapat acak dan bukan ID rapat pribadi Anda untuk menyelenggarakan acara.

3. Aktifkan fitur ruang tunggu untuk memutuskan siapa yang bisa masuk rapat.

4. Kunci rapat virtual setelah dimulai sehingga tidak ada orang lain yang bisa bergabung.

5. Hanya izinkan tuan rumah atau pengguna utama untuk mengontrol pembagian layar.

6. Nonaktifkan fitur berbagi file agar orang tidak dibanjiri konten.