Bagikan:

JAKARTA - Para pelaku kejahatan siber sepertinya tidak pernah berhenti memanfaatkan topik populer untuk mengacaukan keamanan dunia maya. Setelah sebelumnya memanfaatkan Grammy dan isu virus Corona, kali ini Kaspersky mendeteksi pendistribusian malware dengan kedok film-film populer yang dinominasikan dalam penghargaan Oscar.

"Untuk lebih memahami bagimana pelaku kejahatan siber mencoba memanfaatkan minat masyarakat pada karya film terkenal, para peneliti Kaspersky melihat ke dalam prevalensi penipuan dengan metode tersebut," ungkap Kaspersky dalam keterangan resmi yang diterima VOI, Selasa 11 Februari.

Hasilnya, terdapat lebih dari 20 situs web phishing dan 925 file berbahaya terdeteksi dengan menyamar sebagai film yang dinominasikan dalam Academy Award (Oscar) tahun ini. Temuan itu menunjukkan bahwa mereka yang gemar menonton blockbuster terbaru, harus lebih waspada atas ancaman dalam bentuk phishing dan malware.

Lebih dari 20 situs web phising dan akun Twitter juga ditemukan dan menawarkan kepada pengguna untuk menonton film yang dinominasikan secara gratis. Situs web phishing ini mengumpulkan data pengguna dan meminta mereka memenuhi berbagai syarat untuk mendapatkan akses ke film yang diinginkan.

Metode tersebut dapat bervariasi, mulai dari mengambil survei dan berbagi rincian pribadi, untuk menginstal adware hingga meminta rincian kartu kredit. Selanjutnya, tentu saja, pengguna tidak mendapatkan konten apapun, melainkan penjahat siber tersebut yang akan mendapat untung dari mengakses data, dan kartu kredit yang pengguna berikan.

"Para pelaku kejahatan siber juga membuat sebuah akun Twitter, sebagai tempat mereka mendistribusikan tautan dalam konten," tambah Kaspersky.

Tak sampai di situ, mereka juga membagikan file berbahaya yang menyebar melalui saluran berbeda. Metode ini, tidak dipungkiri masih membawakan kesuksesan bagi mereka untuk mempromosikan malware kepada pengguna melalui file itu.

Peneliti Kaspersky meneliti lebih lanjut menyoal aktivitas berbahaya dengan nama nominasi film tersebut selama empat minggu pertama setelah pemutaran perdananya. Film Joker menempati posisi pertama di antara banyak nama film yang digunakan. Sebagai film paling populer di kalangan pelaku kejahatan siber.

Sementara lainnya, Kaspersky juga menemukan sebanyak 304 file berbahaya yakni “Gothan Villain”. Diikuti film “1917” yang berada di peringkat kedua dengan 215 file berbahaya. Sedangkan peringkat ketiga, “The Irishman” dengan 179 file berbahaya. Untuk nominasi film Korea “Parasite” yang menjadi "Best Picture" di Oscar, diketahui tidak memiliki aktivitas berbahaya malware.

Layar tangkap Kaspersky

Ketersediaan film di platform streaming juga memungkinkan untuk memengaruhi pengguna mencari salinan ilegal di web. Hasil ini mengacu dengan membandingkan aktivitas berbahaya setelah rilis awal di bioskop yang terbatas dengan rilis aktual di platform Netflix.

"Para pelaku kejahatan siber tidak akan terikat dengan tanggal pemutaran perdana film, karena mereka tidak akan mendistribusikan konten apapun melainkan data berbahaya. Namun, karena ancaman ini akan selalu memanfaatkan sebuah tren terkini, mereka akan bergantung pada permintaan pengguna dan ketersediaan file sesungguhnya," kata Anton Ivanov, analis malware Kaspersky.

Sebagai informasi, penyebaran malware di situs film ilegal memang tengah merajalela, sebab itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (KOMINFO) juga menghimbau masyarakat Indonesia untuk menonton film lewat saluran legal seperti Netflix dan platform streaming film yang sudah pasti keamanan dan lisensinya.

Untuk itu, Kaspersky memberikan beberapa tips agar Anda terhindar dari kehajatan siber yang bukan hanya melalui film nominasi Oscar tetapi dalam bentuk file apapun yang tersimpan malware, berikut tipsnya:

1. Jangan tergiur dengan film bajakan di internet

Jika ada yang memberikan film atau situs berisi streaming film. Diminta agar memerhatikan tanggal resmi peluncuran film di bioskop, layanan streaming, TV, DVD, atau sumber lainnya lebih dahulu.

2. Jangan sembarang mengklik tautan

Dengan dunia internet yang luas, pengguna bisa bebas berselancar. Namun, siapa sangka jika sedang asyik berselancar, Anda menemukan tautan yang menarik, tapi dari sumber yang mencurigakan, seperti yang menjanjikan tampilan film terbaru. Disarankan lebih dahulu Anda dapat memeriksa tanggal rilis film di bioskop dan melacaknya.

3. Lihatlah ekstensi file yang diunduh.

Jika Anda akan mengunduh file video dari sumber yang dianggap tepercaya dan sah, file tersebut harus memiliki ekstensi .avi, .mkv, atau .mp4 di antara format video lainnya, dan sekali lagi, bukan dalam .exe.

4. Periksa keaslian situs web. 

Jangan mengunjungi situs web yang memungkinkan untuk menonton film sampai Anda yakin bahwa itu sah dan mulailah dengan ‘https’. Konfirmasikan bahwa situs web tersebut asli, dengan memeriksa ulang format URL atau ejaan nama perusahaan, membaca ulasan tentang situs tersebut dan memeriksa data dengan teliti.