JAKARTA - Seorang pakar keamanan hampir saja menjadi korban penipuan berbasis kecerdasan buatan (AI) melalui panggilan telepon yang bertujuan untuk mendapatkan informasi akun Gmail-nya. Sam Mitrovic, sang pakar, menyebut panggilan tersebut sebagai "sangat realistis" dan memperingatkan bahwa banyak orang bisa tertipu.
Mitrovic menjelaskan dalam blognya bagaimana skenario ini terjadi. Awalnya, ia menerima notifikasi pemulihan akun Gmail yang tidak dimintanya, diikuti dengan panggilan telepon yang tampaknya berasal dari Google Sydney.
Satu minggu kemudian, notifikasi yang sama muncul, dan ia menerima panggilan dari suara yang sopan dan profesional, meminta klarifikasi tentang dugaan aktivitas mencurigakan di akun Gmail-nya.
Mitrovic langsung memeriksa nomor telepon yang digunakan dan menemukan bahwa meskipun nomor tersebut tampak sah, itu sebenarnya nomor untuk layanan Google Assistant, bukan untuk Gmail.
Ketika diminta untuk mengirim email konfirmasi, si penipu pun mengirim email yang terlihat sah pada pandangan pertama, tetapi setelah diperiksa lebih lanjut, alamat pengirimnya tidak berasal dari domain Google.
BACA JUGA:
Yang paling mengejutkan bagi Mitrovic adalah ketika ia menyadari bahwa suara di ujung telepon adalah suara AI, dengan pengucapan dan jeda yang terlalu sempurna. Penipuan ini memanfaatkan teknologi AI untuk membuat panggilan phishing yang sangat meyakinkan, menggabungkan spoofing nomor telepon dan email, sehingga memperbesar kemungkinan korban tertipu.
Mitrovic menekankan pentingnya memperhatikan tanda-tanda peringatan, seperti menerima notifikasi pemulihan akun yang tidak diminta, dan mengingat bahwa Google tidak pernah menelepon pengguna Gmail kecuali untuk akun bisnis.
Dengan kemajuan AI, penipuan menjadi semakin canggih dan mampu menjangkau banyak orang secara bersamaan, menambah ancaman bagi keamanan digital di masa depan.