JAKARTA – Meta, perusahaan teknologi yang berpusat di California, telah menghentikan produksi Meta Quest Pro. Sekarang, pihak perusahaan akan fokus dalam menjual sisa unit dari headset realitas virtual (VR) tersebut.
Produksi Quest Pro resmi dihentikan karena perusahaan itu sudah merilis headset terbaru, yaitu Quest 3S. Tak hanya menghentikan produksi Quest Pro, Meta juga berhenti memproduksi Quest 2 agar mereka bisa fokus pada perangkat yang lebih baru.
"Dengan tersedianya Quest 3S, kami secara resmi menghentikan penjualan Quest 2 dan Pro. Kami akan menjual headset yang tersisa hingga akhir tahun atau hingga habis, mana pun yang lebih dulu," kata Meta dalam situs resminya.
Quest Pro merupakan headset termahal dari Meta. Perangkat ini sempat dijual seharga 1.499 dolar AS (Rp22 juta), tetapi harganya telah dipotong menjadi 999 dolar AS (Rp15 juta) untuk menarik lebih banyak peminat. Namun, Meta masih menghadapi tantangan penjualan.
Mengutip dari 9to5mac, ulasan mengenai penggunaan headset ini cukup beragam. Banyak yang memuji Quest Pro karena tampilan grafisnya yang sangat detail, perangkatnya yang nyaman digunakan, kontrolnya yang berpresisi, hingga fungsinya yang mendukung pekerjaan.
BACA JUGA:
Namun, tak sedikit juga yang mengkritik perangkat ini karena beberapa kekurangan, seperti daya tahan baterainya yang terbatas hingga fungsi yang kurang bermanfaat untuk pengguna premium. Menurut sebagian orang, harga empat digit tidak sesuai dengan apa yang dihadirkan.
Arstechnica merupakan salah satu pihak yang mengkritik perangkat ini. Menurut mereka, Meta Quest Pro bisa direkomendasikan dengan mudah jika harganya masih berada di kisaran Rp9 juta hingga Rp12 juta. Sayangnya, harga Quest Pro ini jauh lebih mahal dari model dasarnya.
Ketika harganya mulai diturunkan menjadi kisaran Rp15 juta, perangkat ini terlihat lebih baik meskipun belum berguna untuk dibeli. Dengan harga yang cukup tinggi, Quest Pro belum setara dengan fitur dan berbagai fungsi yang dihadirkan di perangkat tersebut.