JAKARTA - Puas Fransiskus selama kunjungan di Jakarta pekan lalu tidak pernah terlihat menggunakan ponsel atau alat komunikasi lainnya. Namun ini tidak berarti Paus bukan seseorang yang antiteknologi. Di balik itu, Puas ingin menunjukkan kesederhanaan dalam berkomunikasi.
Paus Fransiskus sendiri menggunakan teknologi seperti ponsel dan media sosial, termasuk lebih dari 18 juta pengikut di Platform X (dulu Twitter). Akan tetapi ia secara konsisten menyerukan agar orang-orang mengurangi penggunaan ponsel dalam konteks-konteks yang seharusnya lebih bermakna, seperti di meja makan dan saat Misa.
Dalam pidatonya yang tidak disusun pada tahun 2023 kepada kerumunan di St. Peter's Square pada, Paus mengajak umat untuk meneladani Keluarga Kudus, Yesus, Maria, dan Yusuf, yang menurutnya “berdoa, bekerja, dan berkomunikasi satu sama lain.”
Sebelumnya, pada Rabu, 18 Maret 2023, sebuah momen yang tidak biasa terlihat di St. Peter's Square ketika Paus Fransiskus terlihat menggunakan ponselnya saat dalam perjalanan menuju audiensi umum mingguan.
Paus yang dikenal dekat dengan umat sering kali menarik perhatian dengan tindakan-tindakan sederhana yang menyiratkan pesan, termasuk kali saat ia berbicara melalui ponselnya dari Popemobile, kendaraan khas yang digunakan untuk menyapa umat.
Saat audiensi umum berlangsung, Paus tampak memeriksa waktu di ponselnya, diduga untuk memastikan apakah audiensi dimulai tepat waktu. Meskipun ini tampak seperti interaksi biasa dengan teknologi, momen ini mengundang perhatian publik karena jarang Paus terlihat menggunakan perangkat modern di depan umum.
"Kita harus kembali berkomunikasi dalam keluarga kita," kata Paus Fransiskus. Ia kemudian menantang umat untuk mempertanyakan apakah mereka masih berkomunikasi dengan benar di dalam keluarga atau justru seperti "anak-anak di meja makan yang sibuk dengan ponsel mereka ... di mana ada keheningan seperti dalam Misa, tapi mereka tidak berkomunikasi."
Seruan ini menyoroti kekhawatiran Paus Fransiskus terhadap berkurangnya interaksi manusia di era digital. "Ayah, ibu, anak-anak, kakek-nenek, saudara-saudari, ini adalah tugas yang harus kita jalankan hari ini, pada hari Keluarga Kudus," tambahnya.
Ini bukan kali pertama Paus menegur umatnya karena terlalu terikat dengan perangkat teknologi. Pada tahun 2017, Paus pernah mengkritik kebiasaan menggunakan ponsel saat Misa, terutama untuk mengambil foto. "Pada titik tertentu, imam yang memimpin upacara berkata 'angkatlah hati kita'. Ia tidak berkata 'angkatlah ponsel kita untuk mengambil foto'—ini adalah hal yang sangat buruk," katanya.
"Sangat menyedihkan ketika saya merayakan Misa di sini atau di dalam basilika dan melihat begitu banyak ponsel diangkat—bukan hanya oleh umat, tetapi juga oleh imam dan uskup! Tolong!" tambah Paus.
Meskipun Paus sendiri tidak asing dengan teknologi, ia secara konsisten menekankan pentingnya menggunakannya dengan bijak dan tidak membiarkannya menggantikan interaksi yang lebih mendalam, terutama dalam konteks keluarga dan ibadah.
Di tengah kritiknya terhadap penggunaan ponsel yang berlebihan, Paus Fransiskus juga memanfaatkan teknologi untuk membawa umat lebih dekat kepada Tuhan. Tahun 2019, Vatikan meluncurkan aplikasi Click to Pray, yang memungkinkan umat Katolik di seluruh dunia untuk berdoa bersama mengenai berbagai isu yang mereka pilih, bahkan berdoa bersama Paus sendiri.
BACA JUGA:
Aplikasi ini tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk Spanyol, Inggris, Italia, Prancis, Portugis, dan Jerman. Aplikasi ini menawarkan tiga opsi doa: Pray with the Pope, Pray Every Day, dan Pray with the Network. Pada bagian Pray with the Pope, Paus akan membagikan permintaan doa untuk misi Gereja, sementara Pray Every Day menawarkan saran doa harian. Sedangkan, Pray with the Network menyediakan ruang bagi umat untuk memposting permintaan doa pribadi mereka.
Peluncuran aplikasi ini bertepatan dengan Festival Hari Pemuda Sedunia pada 23 Januari 2019 dan mendapat persetujuan resmi dari Vatikan sebagai aplikasi resmi Jaringan Doa Sedunia Paus (Apostleship of Prayer). Aplikasi ini juga tersedia melalui situs web, memungkinkan umat Katolik untuk menggunakan fungsi-fungsi yang ditawarkan tanpa harus mengunduh aplikasi ke ponsel mereka.
Vatikan menggambarkan aplikasi ini sebagai "platform doa Paus dan Jaringan Doa Sedunia. Aplikasi ini mengundang Anda untuk berdoa bersama untuk niatnya yang menangani tantangan-tantangan yang dihadapi umat manusia saat ini dan misi Gereja. Setiap hari berbeda, dan aplikasi ini menawarkan doa 365 hari setahun untuk membantu Anda menemukan bagaimana Tuhan memanggil Anda untuk hidup."
Dengan menggabungkan kemajuan teknologi dan nilai-nilai spiritual, Paus Fransiskus terus mengingatkan umatnya tentang pentingnya komunikasi sejati dan berdoa, baik dalam interaksi pribadi maupun secara global melalui teknologi yang bertanggung jawab.