JAKARTA - TD Bank, salah satu lembaga keuangan terkemuka di Amerika Serikat, dilaporkan tengah mempersiapkan dana tambahan sebesar 2,6 miliar dolar AS (Rp41,6 triliun) untuk menghadapi kemungkinan denda besar yang akan dijatuhkan oleh regulator.
Tindakan ini merupakan bagian dari upaya bank tersebut untuk menyelesaikan investigasi terkait tuduhan bahwa mereka telah digunakan oleh kelompok-kelompok kejahatan terorganisir dari China untuk mencuci uang hasil narkotika senilai 650 juta dolar AS (Rp10,4 triliun) antara tahun 2016 hingga 2021.
Menurut laporan Reuters, TD Bank telah menyiapkan lebih dari 3 miliar dolar AS (Rp48 triliun) sebagai antisipasi terhadap denda yang belum diumumkan. Untuk mengurangi dampak finansial, bank ini juga menjual sebagian sahamnya di Charles Schwab. Langkah ini merupakan bagian dari strategi bank untuk memitigasi dampak keuangan dari investigasi yang tengah berlangsung.
Pada awal tahun ini, terungkap bahwa TD Bank sedang dalam pembicaraan dengan tiga regulator AS, termasuk Departemen Kehakiman (DOJ), terkait program Anti-Money Laundering (AML) mereka yang dinilai tidak memadai.
BACA JUGA:
Dalam pernyataan yang dikeluarkan pada bulan Mei, TD Bank mengakui bahwa kontrol AML mereka gagal mendeteksi aktivitas perdagangan narkoba yang terjadi. Selain itu, seorang mantan karyawan bank juga diduga menerima suap untuk mempermudah transaksi tersebut.
Dalam rilis berita laba terbaru, TD Bank melaporkan kerugian sebesar 181 juta dolar AS (Rp2,9 triliun) pada kuartal ketiga tahun ini akibat dampak dari investigasi sipil dan pidana terkait program AML mereka.
CEO TD Bank, Bharat Masrani, menyatakan bahwa memperbaiki kekurangan dalam program AML bank adalah salah satu prioritas utamanya. "Kami menyadari keseriusan kekurangan dalam program AML kami di AS dan pekerjaan yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban dan tanggung jawab kami adalah hal yang sangat penting bagi saya, pemimpin senior kami, dan dewan-dewan kami," ujar Masrani.
TD Bank juga mengharapkan resolusi global atas penyelidikan regulasi ini pada akhir tahun ini. Cabang TD di AS yang berbasis di Wilmington, Delaware, memiliki lebih dari 370 miliar dolar AS (Rp5.920 triliun) dalam aset yang dikelola dan saat ini merupakan bank komersial terbesar kesepuluh di AS.