Bagikan:

JAKARTA – Badan Antariksa Eropa (ESA) berusaha mengatasi masalah yang menyebabkan pendorong BepiColombo, pesawat yang mengamati Merkurius, tidak bisa beroperasi dengan daya penuh sejak April lalu.

Setelah melakukan penyelidikan selama beberapa bulan, para teknisi tela mengetahui sumber masalahnya. Mereka juga telah menemukan solusi yang bisa membawa BepiColombo ke lintasan baru agar wahana antariksa tersebut bisa tiba di Merkurius.

Berdasarkan hasil pengamatan para teknisi, ada arus listrik yang tidak terduga di antara panel surya Model Transfer Merkurius (MTM) dan unit yang dirancang untuk mengekstrasi daya. Dengan munculnya arus listrik ini, daya untuk propulsi listrik menjadi berkurang.

Tim Dinamika ESA telah menemukan solusi untuk mengatasi daya dorong yang sangat rendah ini. Pihak ESA menjelaskan bahwa mereka akan menggunakan lintasan baru agar mereka bisa mempertahankan misi BepiColombo dengan daya dorong yang rendah.

"Kami telah menyimpulkan bahwa pendorong listrik MTM akan tetap beroperasi di bawah daya dorong minimum yang diperlukan untuk memasuki orbit di sekitar Merkurius pada bulan Desember 2025," kata Manajer Misi BepiColombo ESA Santa Martinez.

Teknisi akan mengubah kecepatan dan arah pesawat di penerbangan lintas Merkurius keempat, kelima pada Desember tahun ini, dan keenam pada Januari tahun depan. Rencana ini dilakukan agar BepiColombo selaras dengan orbit Merkurius mengelilingi Matahari.

Sebelum mengubah kecepatan dan arah pesawatnya, MTM akan menyalakan pendorongnya mulai September hingga Oktober tahun ini. Dari penerbangan lintas yang akan BepiColombo lakukan, penerbangan keenam akan menjadi puncaknya karena pesawat ini akan berbelok ke lintasan baru.

Dengan beralih ke lintasan baru, ESA memperkirakan bahwa pesawat ini dapat tiba di Merkurius pada November 2026. Jika penerbangannya berhasil, ESA dan Badan Kedirgantaraan Jepang (JAXA) akan berkolaborasi dalam mengeksplorasi Merkurius.