Bagikan:

JAKARTA - Pasar kripto kembali dilanda gejolak di awal September ini dengna menurunnya Bitcoin cs. Total nilai pasar mengalami penurunan hampir 20 miliar dolar AS (sekitar Rp320 triliun) hanya dalam 24 jam terakhir. 

Saat ini, total kapitalisasi pasar kripto menyusut menjadi sekitar 2,03 triliun dolar AS (sekitar Rp32.480 triliun). Bitcoin, mata uang kripto terbesar di dunia, juga tak luput dari tekanan jual yang kuat. Harga Bitcoin turun ke level 57.270 dolar AS (sekitar Rp916 juta), angka yang terakhir kali terlihat pada pertengahan Agustus lalu.

Bitcoin Turun, Stablecoin Laris Manis

Sejarah mencatat bahwa September sering kali menjadi bulan yang menantang bagi Bitcoin. Bulan ini kerap diwarnai dengan pergerakan harga yang stagnan atau menurun, dengan kerugian rata-rata mencapai 5-10%. Tren tersebut tampaknya kembali terulang tahun ini.

Dalam beberapa pekan terakhir, setelah gagal menembus resistensi di level 65.000 dolar AS (sekitar Rp1,04 miliar), harga Bitcoin terus menurun. Penurunan ini seiring dengan aliran modal yang beralih dari Bitcoin ke stablecoin, yang mengindikasikan kehati-hatian investor dalam menghadapi ketidakpastian pasar kripto saat ini. Kondisi ini menyebabkan kapitalisasi pasar stablecoin melonjak ke rekor tertinggi, mendekati 170 miliar dolar AS (sekitar Rp2.720 triliun).

Potensi Penjualan Besar-Besaran

Selain itu, potensi penjualan besar-besaran juga turut membayangi pasar. Pemerintah Amerika Serikat diketahui memiliki lebih dari 203.000 Bitcoin senilai sekitar 12,1 miliar dolar AS (sekitar Rp193,6 triliun). 

Di sisi lain, bursa Mt. Gox juga bersiap untuk merilis 46.000 Bitcoin lainnya, yang diperkirakan bernilai lebih dari 2,7 miliar dolar AS (sekitar Rp43,2 triliun) kepada kreditornya. Jika kedua sumber ini benar-benar melepaskan Bitcoin mereka ke pasar, lebih dari 14,8 miliar dolar AS (sekitar Rp236,8 triliun) Bitcoin bisa membanjiri pasar, yang berpotensi menekan harga lebih jauh.

Aktivitas Transaksi Berkurang

Analis mencatat adanya penurunan aktivitas on-chain yang terkait dengan bursa, yang menunjukkan bahwa semakin sedikit orang yang memperdagangkan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya. 

Selain itu, setiap penurunan harga Bitcoin belakangan ini semakin dalam, sementara upaya pemulihan justru semakin lemah. Data dari bulan Agustus menunjukkan bahwa Bitcoin mungkin mendekati titik kritis pada September ini, yang bisa mengakibatkan penurunan permintaan lebih lanjut.

Bitcoin Cs Bisa Pulih?

Meski tantangan yang dihadapi cukup besar, masih ada harapan untuk pemulihan pasar. Beberapa pengamat berpendapat bahwa jika Federal Reserve Amerika Serikat memutuskan untuk menurunkan suku bunga pada 18 September mendatang, hal ini dapat memicu kenaikan harga Bitcoin dan mata uang kripto lainnya.

Menurut FedWatch Tool, ada peluang sebesar 30 persen untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin, yang bisa memicu reli harga Bitcoin. Namun, untuk saat ini, Bitcoin perlu kembali naik di atas rata-rata pergerakannya agar pemulihan bisa terjadi. 

Jika berhasil, harga Bitcoin berpotensi naik kembali menuju 65.000 dolar AS (sekitar Rp1,04 miliar) dan bahkan mencapai 70.000 dolar AS (sekitar Rp1,12 miliar). Meski demikian, fokus utama saat ini adalah menjaga level support kunci. Jika gagal, harga Bitcoin bisa jatuh lebih dalam, dengan level support berikutnya di 54.000 dolar AS (sekitar Rp864 juta).