JAKARTA - Pasar kripto kembali dikejutkan dengan lonjakan harga PEPE, sebuah koin meme yang mencatat kenaikan sebesar 13,32% hanya dalam 24 jam terakhir. Kenaikan ini berhasil mendorong kapitalisasi pasar PEPE naik 13,02% menjadi 3,4 miliar Dolar AS (Rp52,4 triliun). Tidak hanya itu, volume perdagangan PEPE juga mengalami lonjakan signifikan sebesar 64%, mencapai 711,05 juta Dolar AS (Rp10,9 triliun). Peningkatan drastis baik dalam harga maupun volume ini menunjukkan adanya minat baru terhadap koin meme yang sempat meredup ini.
Data on-chain yang diperoleh AMBCrypto juga menunjukkan hal menarik. Pada saat penulisan, 52,91% dari alamat yang memegang PEPE berada dalam posisi menguntungkan. Hal ini menunjukkan distribusi kepemilikan yang relatif merata di antara para investor. Lebih lanjut, rasio long/short cenderung mengarah pada sentimen bullish, di mana lebih banyak investor memilih untuk mengambil posisi long. Optimisme ini bisa memicu kenaikan harga lebih lanjut jika tren ini terus berlanjut.
BACA JUGA:
Dari sisi teknikal, grafik harga PEPE menunjukkan pola yang menarik. Sejak akhir Juli, token ini berada dalam tren menurun dengan terbentuknya lower lows dan lower highs. Namun, lonjakan harga baru-baru ini berhasil mematahkan pola penurunan tersebut. Terlebih lagi, crossover bullish pada stochastic RSI mengisyaratkan potensi pembalikan tren.
Meskipun kombinasi lonjakan harga, peningkatan volume, dan breakout teknikal memberikan gambaran yang menjanjikan untuk PEPE, investor perlu berhati-hati. koin meme dikenal karena fluktuasi harganya yang liar dan bisa berbalik arah dengan cepat. Jika para pemegang PEPE memutuskan untuk mencairkan keuntungan mereka, tekanan jual yang dihasilkan dapat menarik harga turun dalam jangka pendek.
Namun, jika tren bullish ini bertahan, PEPE mungkin memiliki peluang untuk tumbuh lebih lanjut di masa depan.