Bagikan:

JAKARTA - Survei terbaru Kaspersky ‘Excitement, Superstition and great Insecurity – How global Consumers engage with the Digital World’  mengungkap pandangan kontroversial di antara pengguna mengenai perlindungan informasi pribadi mereka. 

Dalam survei yang dilakukan terhadap 10.000 responden di berbagai negara termasuk di Indonesia, ada sebanyak 49 persen orang percaya bahwa menutup webcam pada perangkat merupakan tindakan yang cukup efektif untuk melindungi privasi mereka.

Tapi pada saat bersamaan, hampir setengah responden (44 persen) justru secara sukarela mengirimkan data pribadi mereka ke sumber yang tidak dapat dipercaya untuk mengakses gim online tersebut dengan alasan untuk bersenang-senang. 

“Penelitian kami menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang terinformasi dengan baik terhadap keamanan siber dan privasi digital,” Analis Konten Web Kaspersky, Anna Larkina dalam keterangan resminya pada Senin, 5 Agustus. 

Kemudian, survei ini juga menyebutkan bahwa 28 persen responden terpaksa mengalihkan perangkat mereka ke mode pesawat, karena khawatir bahwa asisten suara mungkin terus-menerus mendengarkan dan mengumpulkan informasi pribadi.

Selain itu, 40 persen pengguna secara keliru percaya bahwa mengaktifkan mode penyamaran (incognito) membuat mereka sama sekali tidak terlihat saat daring. Namun, di sisi lain, 24 persen responden justru bersedia mengeklik tautan yang tidak dikenal di messenger, yang berpotensi membahayakan keamanan mereka.

“Untuk memastikan keselamatan dan perlindungan, penting untuk mempertahankan pola pikir kritis, hanya mengandalkan sumber dan fakta yang terverifikasi. Lebih jauh lagi, penerapan solusi keamanan komprehensif yang menawarkan perlindungan kuat terhadap berbagai ancaman dan risiko dapat terbukti sangat berharga,” pungkasnya.