Bagikan:

JAKARTA – Sejak beberapa tahun lalu, Google berjanji untuk mengakhiri dukungan cookie pihak ketiga untuk menjaga privasi pengguna. Program ini belum berjalan, tetapi Google sudah membatalkan rencananya.

Cookie merupakan data yang disimpan saat pengguna membuka situs web di browser. Cookie bekerja seperti memori karena dapat mengingat tindakan dan preferensi pengguna. Meski tidak berbahaya, cookie bisa disalahgunakan sehingga Google ingin mengakhirinya.

Rencana untuk mengakhiri cookie pihak ketiga pertama kali diungkapkan pada tahun 2020. Google ingin mengidentifikasi pelacakan melalui lintas situs, sidik jari, dan metode lainnya di Chrome pada tahun 2022.

Google ingin mengganti cookie pihak ketiga dengan alternatif yang tetap mengutamakan privasi agar periklanan di web tidak terganggu. Namun, rencana penghapusan cookie diundur tiga kali selama tiga tahun hingga akhirnya ditetapkan April 2025.

Pada Januari lalu, Google menguji fitur Perlindungan Pelacakan untuk sebagian kecil pengguna Chrome. Fitur ini membatasi cookie pihak ketiga sehingga pengguna bisa menjelajahi seluruh situs web dengan aman.

Setelah langkah yang panjang, Google justru membatalkan rencana ini dan sepertinya sudah mengakhiri pengujian fitur tersebut. Perusahaan itu mengatakan bahwa mereka akan tetap mempertahankan cookie dan meluncurkan fitur lain.

"(kami akan) memperkenalkan pengalaman baru di Chrome yang memungkinkan orang membuat pilihan berdasarkan informasi yang berlaku di seluruh penjelajahan web mereka," kata Google, dilansir dari 9to5google.

Google mengungkapkan bahwa mengakhiri cookie pihak ketiga membutuhkan kerja keras dan memberikan dampak yang besar. Para penerbit, pengiklan, dan seluruh pihak yang terlibat dalam periklanan daring akan dirugikan jika cookie dihapus.

Sebagai gantinya, Google akan meluncurkan kontrol privasi tambahan yang membuat Perlindungan IP dalam mode penyamaran. Fitur yang menyembunyikan alamat IP ini akan diluncurkan sebagai pengaturan default sebelum tahun 2025.