Bagikan:

JAKARTA - Aset kripto Ripple (XRP) sukses mencuri perhatian pengamat kripto dengan kenaikan harga sebesar 10% dalam 24 jam terakhir. Sementara itu, Bitcoin (BTC) juga mengalami kenaikan dan berhasil kembali melampaui angka 58.000 Dolar AS (sekitar Rp937 juta).

Pada Jumat pekan lalu, Bitcoin mengalami penurunan tajam, jatuh dari 58.500 Dolar AS (sekitar Rp945 juta) menjadi titik terendah dalam beberapa bulan di bawah 54.000 Dolar AS (sekitar Rp872 juta). Namun, para pembeli kembali mengambil alih kendali, mendorong harga BTC kembali ke kisaran 58.500 Dolar AS.

Setelah mengalami naik-turun, dengan fluktuasi harga sekitar 3.000 Dolar AS (sekitar Rp48 juta) di awal minggu ini, BTC berhasil melewati level 59.000 Dolar AS (sekitar Rp953 juta) beberapa kali. Terakhir, setelah pengumuman angka inflasi AS yang menguntungkan pada Kamis, harga Bitcoin kembali melonjak dan saat ini diperdagangkan di atas 58.000 Dolar AS.

Kapitalisasi pasar Bitcoin mendekati 1,150 triliun Dolar AS (sekitar Rp18 kuadriliun), meskipun dominasinya atas altcoin menurun menjadi 50,6% menurut CoinGecko (CG).

BACA JUGA:


XRP Melonjak, Pimpin Kenaikan Altcoin

Sebagian besar altcoin dengan kapitalisasi besar juga mengalami kenaikan hari ini. Ethereum naik lebih dari 2% dan saat ini diperdagangkan di atas 3.100 dolar AS. Binance Coin (BNB) juga mengalami kenaikan sebesar 3% dan berada di atas 535 dolar AS per koin. Selain itu, Solana (SOL), Dogecoin (DOGE), Tron (TRX), dan Avalanche (AVAX) juga mencatat kenaikan harga yang serupa.

Namun, yang paling menonjol adalah kenaikan harga koin (XRP), yang mencapai 11%. Saat ini, XRP diperdagangkan di atas 0,5 dolar AS. Kenaikan serupa juga terjadi pada altcoin dengan kapitalisasi menengah, termasuk XLM, ICP, dan MKR.

Pasar kripto menunjukkan pemulihan yang kuat setelah penurunan tajam di awal minggu ini. Kenaikan signifikan XRP dan kembalinya BTC ke 58.000 dolar AS menunjukkan sentimen positif di pasar. Para investor dan pelaku pasar perlu terus memantau pergerakan harga dengan seksama, terutama mengingat banyaknya peristiwa ekonomi global yang mempengaruhi volatilitas kripto.