Bagikan:

JAKARTA - Justin Sun, dikenal sebagai salah satu “paus” terbesar dalam dunia Bitcoin (BTC) dan altcoin, kini tengah menjadi sorotan akibat serangkaian perdagangan mencurigakan yang diungkap oleh pendiri CryptoQuant, Ki Young Ju. Transaksi yang dilakukan oleh Sun ini berpotensi merusak reputasinya yang selama ini dikenal luas.

Laporan media sebelumnya mengindikasikan adanya tren mencurigakan pada cadangan HTX. Menindaklanjuti hal ini, Ki Young Ju melakukan penyelidikan lebih lanjut. Dalam laporannya di platform X, ia menuduh bahwa paus yang terkait dengan cadangan HTX adalah Justin Sun.

Menurut informasi Coingape, Sun diduga melakukan perdagangan long pada Bitcoin saat harganya mencapai 67.000 Dolar AS (sekitar Rp1 miliar), dengan total posisi yang diproyeksikan sebesar 420 juta Dolar AS (sekitar Rp6,7 triliun).

BACA JUGA:


Meski perdagangan serupa yang terkait dengan Sun bukan hal yang asing, masalahnya adalah likuiditas HTX hanya sebesar 24 juta Dolar AS (sekitar Rp387 miliar). Tren mencurigakan ini tidak berhenti di situ; Sun juga diduga mendukung perdagangan Bitcoin dengan 460 juta Dolar AS (sekitar Rp7,4 triliun) dalam bentuk staking USDT.

Taruhan berisiko yang didasarkan pada jaminan yang dipinjam telah menimbulkan tren yang dipertanyakan dalam ekosistem kripto sebelumnya. Sebagai contoh, pendiri Curve Finance, Michael Egorov, mengalami likuidasi CRV yang parah beberapa minggu lalu. Dengan harga Bitcoin yang bertahan di 57.864 Dolar AS (sekitar Rp934 juta), risiko likuidasi yang tidak diumumkan sangat tinggi.

Staking USDT dikonfirmasi sebagai stablecoin yang terkait dengan Justin Sun. Meskipun Young Ju tidak secara langsung menuduh praktik manipulasi pasar, ia mempertanyakan sumber jaminan yang mendukung taruhan Bitcoin tersebut. Hal ini sulit dideteksi karena 89% pasokan staking USDT terkunci di HTX.