JAKARTA - Dua raksasa penambangan Bitcoin, Riot Platforms dan Bitfarms, terlibat dalam pertarungan kekuasaan yang memanas. Kedua perusahaan ini, yang telah lama berdiri sebagai pionir dalam industri kripto, kini berada di ambang konflik yang dapat menentukan arah masa depan penambangan aset digital.
Awal minggu ini, Bitfarms, yang dikenal dengan operasi penambangan Bitcoin skala besar, mengambil langkah drastis dengan mengadopsi kebijakan “poison pill”. Kebijakan ini dirancang untuk mencegah pemegang saham mengakumulasi lebih dari 15% saham perusahaan, sebuah manuver yang jelas ditujukan untuk menghalangi Riot Platforms dari upaya akuisisi agresif.
Riot Platforms, yang telah memegang 12% saham Bitfarms, tidak tinggal diam. Dengan strategi yang cermat, mereka meningkatkan kepemilikan saham menjadi 13,1% melalui pembelian hampir 6 juta saham di pasar terbuka selama seminggu terakhir. Langkah ini merupakan respons langsung terhadap kebijakan Bitfarms yang kontroversial.
Dikutip dari TheBlock, Jason Les, CEO Riot Platforms, dengan tegas mengkritik tindakan defensif Bitfarms. “Kami mengharapkan dialog yang konstruktif, namun apa yang kami terima adalah kebijakan Poison Pill yang dilaksanakan secara sepihak dengan ambang batas yang tidak wajar,” ujar Les. Kritik ini menandai ketegangan yang meningkat antara dua entitas yang sama-sama berkecimpung dalam industri yang sama.
BACA JUGA:
Konflik ini mencapai titik klimaks ketika Riot Platforms, pada bulan sebelumnya, mengajukan tawaran akuisisi senilai sekitar 950 juta Dolar AS (sekitar Rp15,4 triliun) untuk mengambil alih seluruh saham Bitfarms, yang dengan tegas ditolak oleh perusahaan yang terakhir.
Situasi ini semakin rumit dengan kekacauan internal yang melanda Bitfarms. Pada bulan Mei, CEO Bitfarms, Geoffrey Morphy, terpaksa meninggalkan posisinya di tengah perselisihan mengenai tata kelola perusahaan. Insiden ini menjadi bahan bakar bagi Riot Platforms untuk memperkuat upaya mereka dalam mengamankan kontrol atas Bitfarms.
Les menegaskan, “Kami bertekad untuk mengatasi masalah tata kelola perusahaan yang serius di Bitfarms dan memastikan bahwa pemegang saham memiliki suara dalam menentukan arah perusahaan ke depan.”
Di pasar saham, Bitfarms menunjukkan kenaikan sebesar 7,8%, dengan harga saham 2,45 Dolar AS (sekitar Rp39.849). Kenaikan ini mungkin merupakan indikasi dari reaksi pasar terhadap dinamika yang sedang berlangsung antara dua perusahaan ini.