JAKARTA - Pada pertemuan eksekutif fintech di Amsterdam pekan ini, beberapa bank Eropa mengungkapkan kekhawatiran mereka tentang meningkatnya ketergantungan pada sejumlah kecil perusahaan teknologi besar AS seiring dengan perkembangan kecerdasan buatan (AI).
Bahadir Yilmaz, kepala analitik ING yang bertanggung jawab atas pekerjaan AI bank Belanda tersebut, mengatakan bahwa dia mengharapkan bank-bank akan bergantung "semakin banyak ke depannya" pada perusahaan Big Tech, baik untuk infrastruktur maupun mesin.
"Kamu akan selalu membutuhkan mereka karena kadang-kadang kekuatan mesin yang diperlukan untuk teknologi-teknologi ini sangat besar. Ini juga tidak mungkin bagi sebuah bank untuk membangun teknologi ini sendiri," kata Yilmaz dikutip VOI dari Reuters.
"Ketergantungan bank pada sejumlah kecil perusahaan teknologi menjadi salah satu risiko terbesar", kata Yilmaz. Ia juga menekankan bahwa bank-bank Eropa, khususnya, perlu memastikan bahwa mereka dapat berpindah antara penyedia teknologi yang berbeda dan menghindari apa yang dia sebut sebagai "penguncian vendor".
Pemerintah Inggris tahun lalu mengusulkan aturan untuk mengatur ketergantungan berat perusahaan keuangan pada perusahaan teknologi eksternal, seperti Microsoft, Google, IBM, dan Amazon. Regulator khawatir bahwa masalah di satu perusahaan komputasi awan bisa membawa layanan di banyak lembaga keuangan.
BACA JUGA:
Kehadiran kecerdasan buatan mendapat perhatian khusus di konferensi Amsterdam. CEO startup AI Perancis, Mistral AI, yang dipandang sebagai jawaban Prancis atas OpenAI, mengatakan kepada peserta bahwa ada "sinergi" antara produk GenAI-nya dan layanan keuangan.
"Ini melihat banyak peluang dalam membuat analisis dan memonitor informasi ... yang memang sesuatu yang disukai oleh para banker," kata Arthur Mensch, CEO Mistral AI.
Di pernyataannya pertama tentang AI, otoritas pengawas sekuritas Uni Eropa minggu lalu mengatakan bahwa bank dan perusahaan investasi tidak bisa menghindari tanggung jawab di ruang rapat dan memiliki kewajiban hukum untuk melindungi pelanggan saat menggunakan AI. Otoritas itu memperingatkan bahwa teknologi tersebut kemungkinan besar akan berdampak signifikan pada perlindungan investor ritel.