JAKARTA - Perdebatan antara Big Tech dan perusahaan telekomunikasi Uni Eropa mengenai siapa yang akan mendanai infrastruktur jaringan diprediksi akan mendominasi pembicaraan pada konferensi telekomunikasi terbesar di dunia, Mobile World Congress (MWC) tahun ini di Barcelona. Lebih dari 80.000 orang, termasuk eksekutif teknologi, inovator, dan regulator dijadwalkan hadir di acara tersebut.
Pada Kamis 23 Februari, kepala industri Uni Eropa, Thierry Breton, meluncurkan konsultasi selama 12 minggu mengenai proposal "bagian yang adil", di mana platform Big Tech akan menanggung lebih banyak biaya dari sistem yang memberi mereka akses ke konsumen.
Perwakilan dari perusahaan seperti Alphabet , Meta, dan Netflix diharapkan menggunakan konferensi sebagai platform untuk menentang proposal Uni Eropa ini.
Provider konten seperti Netflix berpendapat bahwa perusahaan mereka sudah berinvestasi besar-besaran dalam infrastruktur dan membayar biaya tambahan akan mengurangi investasi dalam produk yang bermanfaat bagi konsumen. Sebaliknya, Deutsche Telekom , Orange , Telefonica , dan Telecom Italia telah aktif melakukan lobi agar Big Tech membayar biaya.
Asosiasi GSMA yang mewakili lebih dari 750 operator seluler dan badan penyelenggara di balik MWC, telah berada di garis depan dari debat tersebut. Kritikus model "SPNP" (Sending Party Network Pays) atau bagian yang adil telah memperingatkan pajak lalu lintas yang disebut dapat membuat platform konten beralih melalui ISP di luar UE.
MWC, yang dimulai pada Senin, 27 Februari, juga akan melihat peluncuran produk baru dari perusahaan seperti Huawei, Xiaomi , HMD Global, Honor, dan RealMe. Topik panas lainnya termasuk tingkat adopsi 5G, yang telah mengecewakan beberapa eksekutif, dan potensi penggunaan sistem AI generatif seperti ChatGPT milik OpenAI.
"Semua yang ada di MWC adalah tentang melihat ke masa depan," kata Giusti, kepala petugas regulasi GSMA, seperti dikutip Reuters.