Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama dengan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) meluncurkan Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI).

Wakil Menteri Kominfo Nezar Patria juga mengapresiasi dukungan UNESCO terhadap penerapan tata kelola teknologi kecerdasan artifisial atau AI di Indonesia.

“Readiness Assessment Methodology ini dibuat oleh UNESCO untuk negara-negara dalam melihat kesiapan mereka mengadopsi standar etik yang sudah ditetapkan secara global,” ujar Nezar dikutip Selasa, 28 Mei.

Menurutnya, RAM AI ini menjadi momentum bagi Indonesia dalam menghadirkan tata kelola AI yang komprehensif. Karena, banyak negara lain yang juga sedang menyusun kebijakan mengenai teknologi AI untuk tingkat multilateral, regional, dan nasional.

“Mulai dari pembentukan Satuan Tugas Komite Tingkat Tinggi Manajemen AI hingga yang terbaru Badan Penasihat Tingkat Tinggi AI Sekretaris Jenderal PBB. Semuanya memainkan peran penting dalam upaya kami untuk memajukan Tata Kelola Global AI,” kata Nezar.

Melihat perkembangan AI di Indonesia, Nezar mengaku optimistis penerapan AI akan lebih maju. Pasalnya, implementasi AI sudah berlangsung selama lima tahun terakhir di berbagai sektor industri, seperti media massa. 

Menurutnya, Pemerintah memberikan perhatian penuh terhadap adopsi teknologi terbaru itu dengan melakukan kajian lebih lanjut.

Selain Indonesia, sebanyak 139 negara anggota UNESCO telah mengadopsi dan berkomitmen mengimplementasikan RAM AI UNESCO. Inisiatif itu memberikan dukungan bagi negara anggota UNESCO mengukur kesiapan penerapan AI secara etis dan bertanggung jawab untuk kepentingan seluruh warga negara.