JAKARTA – Max Keiser, penyiar Amerika yang dikenal sebagai pendukung Bitcoin, telah membuat prediksi menarik terkait masa depan aset kripto. Menurutnya, dua faktor utama akan mendorong harga Bitcoin (BTC) hingga 220,000 Dolar AS (setara dengan Rp3,3 miliar).
Keiser memperkirakan bahwa nilai dolar AS (USD) akan mengalami kejatuhan lebih lanjut. Inflasi yang semakin tinggi dan kebijakan moneter yang tidak konsisten akan membebani mata uang fiat ini. Sementara itu, Bitcoin akan menjadi alternatif yang semakin menarik bagi para investor.
BACA JUGA:
Peran Tether dan El Salvador
Stablecoin Tether (USDT) dan negara El Salvador memiliki peran penting dalam skenario ini. Ketika pengguna menukar fiat mereka dengan Tether, perusahaan ini menggunakan bunga yang diperolehnya untuk membeli lebih banyak BTC. Dengan meningkatnya suku bunga di AS, keuntungan Tether juga meningkat.
Di samping itu, El Salvador, negara pertama yang secara resmi mengadopsi Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, telah menunjukkan komitmen kuat terhadap kripto. Presiden El Salvador, yang beberapa kali bertemu dengan Max Keiser, terus mencari cara untuk memperkuat posisi negaranya dalam ekosistem Bitcoin.
Dilansir CryptoPotato, Keiser meyakini bahwa masa depan Bitcoin sangat cerah. Pembelian BTC oleh entitas seperti Tether, perusahaan intelijen bisnis MicroStrategy, dan El Salvador akan semakin meningkat. Sementara itu, nilai dolar AS akan terus merosot. Keiser menggambarkan situasi ini sebagai “lingkaran setan USD” yang tidak dapat dihentikan.
Dalam beberapa bulan mendatang, AS berencana meluncurkan mata uang digital bank sentralnya. Namun, mata uang BRICS (Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) akan menjadi alternatif yang lebih menarik. Bitcoin akan menjadi aset cadangan dunia, dan Tether akan menggantikan jaringan pembayaran global SWIFT.